Press Release
Laporan Evaluasi Tingkat Aktivitas Gunungapi Bulan Juni 2017

Minggu, 27 November 2022 22:28:26 WIB

Image

PENDAHULUAN

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif besar dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia. Ketiga lempeng ini bergerak terus menerus. Proses penunjaman atau subduksi mengakibatkan pelelehan batuan kerak bumi, bagian batuan yang meleleh ini mempunyai berat jenis lebih kecil dengan batuan sekitarnya, bergerak mengapung menuju permukaan, dan kemudian membentuk gunungapi. Proses penunjaman dan pelelehan batuan kerak bercampur batuan mantel bagian demi bagian berjalan secara menerus mengakibatkan terjadinya erupsi secara periodik dari gunungapi.

Di Indonesia tersebar sebanyak 127 gunungapi (13% gunungapi di dunia ada di Indonesia). Gunungapi tersebut membentuk busur kepulauan yang membentang dari ujung barat sampai timur, yaitu dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi bagian utara, dan Kepulauan Sangir Talaud. Sebanyak 76 gunungapi dinyatakan sangat aktif ditandai pernah erupsi sejak tahun 1600 sampai sekarang disebut sebagai Gunungapi Tipe-A, tiga diantaranya berada di bawah laut (Buana Wuhu/Sangir, Hobalt dan Emperor of China /Flores), hingga saat ini hanya 69 gunungapi dipantau secara menerus melalui 75 pos pengamatan gunungapi, sebagai salah satu mitigasi erupsi gunungapi. Erupsi gunungapi dapat menyebabkan bencana bagi penduduk di sekitarnya, hingga saat ini, tidak kurang dari 5 juta jiwa bermukim dan beraktivitas di sekitar gunungapi aktif, sehingga risiko terjadi bencana erupsi gunungapi di Indonesia sangat besar.

TINGKAT AKTIVITAS LEVEL IV (AWAS) - G. SINABUNG

Aktivitas gunungapi Sinabung selama Juni 2017 teramati asap kawah utama dengan ketinggian maksimum 2500 meter dari atas puncak, bertekanan lemah hingga sedang dengan warna putih dan intensitas tipis hingga tebal, kejadian guguran masih mendominasi arah luncuran ke tenggara-timur sejauh antara 500 – 2500 meter dan ke arah tenggara – selatan sejauh 500 -2000 m, sedangkan erupsi teramati sebanyak 105 kejadian, tinggi kolom erupsi berkisar antara 500 – 4000 meter di atas puncak.

Selama Juni 2017 kegempaan didominasi oleh gempa Guguran dan Low Frequency masing-masing terekam sebanyak 2350 dan 654 kejadian perbulan, untuk gempa erupsi terekam selama Juni 2017 sebanyak 132 kejadian perbulan.

Berdasarkan data visual dan kegempaan selama Juni 2017 tingkat aktivitas G. Sinabung masih pada Level IV (AWAS). Selama bulan ini tidak tercatat adanya korban harta maupun jiwa.

Rekomendasi :

Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor utara-timur G. Sinabung. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di G. Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar.
Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Karo segera melakukan sosialisasi ancaman bencana lahar/banjir bandang ini ke penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus.

TINGKAT AKTIVITAS LEVEL II (WASPADA)

Pada Juni 2017 jumlah gunungapi pada Level II (WASPADA) sebanyak 17 gunungapi. Gunungapi yang masih memperlihatkan aktivitas erupsi adalah G. Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, G. Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, G. Gamalama di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara dan G. Marapi di Kota Bukit Tinggi, Provinsi Sumatera Barat, sedangkan gunungapi lainnya belum menunjukan aktivitas peningkatan atau penurunan adalah G. Kerinci, G. Anak Krakatau, G. Semeru, G. Bromo, G. Rinjani, G. Soputan, G. Karangetang, G. Rokatenda, G. Gamkonora, G. Lokon, G. Banda Api, G. Dempo, dan G. Sangeangapi, dalam bulan Juni 2017 tingkat aktivitasnya masih Level II (WASPADA), tidak ada kejadian bencana yang mengakibatkan korban harta dan jiwa.

TINGKAT AKTIVITAS LEVEL II (WASPADA)

Selama Juni 2017 jumlah gunungapi dalam Level I (NORMAL) sebanyak 49 gunungapi, belum menunjukan adanya peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan, namun sewaktu-waktu peningkatan tingkat aktivitas akan terjadi.

VOLCANO OBSERVATORY NOTICE FOR AVIATION (VONA)

Selama Juni 2017 pengiriman data tinggi kolom erupsi untuk keselamatan penerbangan yang digunakan dalam jalur penerbangan dalam bentuk VONA terkirim sebanyak 142 VONA diantaranya:
G. Sinabung sebanyak 93 VONA
G. Dukono sebanyak 34 VONA
G. Ibu sebanyak 10 VONA
G. Marapi sebanyak 4 VONA
G. Gamalama sebanyak 1 VONA

KESIMPULAN

  • G. Sinabung pada Tingkat Aktivitas Level IV (AWAS) kondisi visual dan kegempaan masih tinggi, sehingga potensi ancaman bahaya erupsi G. Sinabung masih tinggi khususnya Guguran yang umumnya mengarah ke tenggara - timur, erupsi-erupsi masih berlangsung tiap hari. Tidak tercatat adanya korban harta maupun jiwa.
  • Gunungapi pada Tingkat Aktivitas Level II (WASPADA) sebanyak 17 gunungapi secara visual maupun kegempaan masih relatif tinggi, tidak ada kejadian bencana yang mengakibatkan korban harta dan jiwa.
  • Gunungapi pada Tingkat Aktivitas Level I (NORMAL) sebanyak 49 gunungapi kondisinya belum menunjukan adanya peningkatan aktivitas, tidak ada kejadian korban dari pengunjung maupun wisatawan
Follow Kami

Pilih salah satu akun sosial media kami untuk mendapatkan update terkini tentang bahaya geologi di Indonesia.


Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Badan Geologi

Kementerian ESDM