Gunungapi Sirung terdapat di Kecamatan Pantar Tengah, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.Geografi puncaknya berada pada 08°30'36" LS dan 124°08'54" BT (862 meter di atas permukaan laut). Letusan terakhir G. Sirung (freatik) terjadi pada tanggal 8 dan 12 Mei 2012. Aktivitas G. Sirung dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan yang terdapat di Deşa Tude, Kecamatan Pantar Tengah. Tingkat aktivitasnya berada pada Level I (Normal) sejak tanggal 7 September 2012.
Data Pemantauan:
- Aktivitas G. Sirung mengalami peningkatan yang teramati secara visual dari erupsi freatik yang terjadi pada tanggal 21 Juli 2021 mulai pukul pukul 16:44 WITA hingga sekitar pukul 18:00 WITA, yang mengeluarkan emisi gas dan abu berwarna putih-kelabu dengan intensitas tipis-sedang dan tinggi maksimum mencapai sekitar 2000 meter di atas puncak dengan arah dominan ke Utara. Meskipun teramati secara visual namun seismometer tidak merekam gempa letusan.
- Rekaman aktivitas kegempaan G. Sirung dalam kurun waktu tiga bulan terakhir relatif rendah, gempa Hembusan terekam maksimum 9 kali per hari pada 8 Mei 2021 dan gempa Tektonik Lokal terekam maksimum 3 kali per hari pada 14 Juni 2021. Peningkatan amplitudo tremor sempat berlangsung selama sekitar 10 jam pada tanggal 21 Juli 2021 sebelum terjadinya emisi abu,namun gempa-gempa vulkanik yang mengindikasikan pergerakan magma dari kedalaman tidak terekam dan amplitudo tremor tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Amplitudo seismik RSAM (real-time seismic amplitude measurement) yang merefleksikan energi aktivitas gunungapi juga belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Evaluasi:
Tanpa peningkatan gempa vulkanik yang signifikan, erupsi freatik yang terjadi merupakan hasil proses dari interaksi antara uap magma dan sistem hidrothermal G. Sirung. Meskipun aktivitas saat ini belum tinggi namun erupsi freatik dapat berpotensi diikuti oleh erupsi magmatik jika tekanan magma meningkat secara signifikan.
Dengan tingkat aktivitas G. Sirung seperti saat ini, terdapat potensi bahaya berupa lontaran abu, lumpur dan batu-batu (jika intensitas erupsi meningkat) ke segala arah di dalam radius 1,5 km dari puncak/kawah G. Sirung (Kawasan Rawan Bencana III). Selain itu terdapat potensi ancaman bahaya gas-gas vulkanik beracun seperti CO2, CO, dan SO2 di daerah puncak/kawah. Potensi hujan abu juga dapat terjadi yang jangkauan dan arah penyebarannya bergantung pada arah dan kecepatan angin.
Kesimpulan:
Tingkat aktivitas G. Sirung dinaikkan ke Level II (Waspada) pada tanggal 21 Juli 2021 pukul 21:00 WITA.
Rekomendasi:
- Dalam tingkat aktivitas Level Il (Waspada), masyarakat di sekitar G. Sirung maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1,5 km dari puncak/kawah G. Sirung.
- Mengingat potensi bahaya abu vulkanik dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya maka masyarakat sekitar G. Sirung agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
- Seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi G. Sirung setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diakses melalui website https://magma.esdm.go.id atau melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play. Para pemangku kepentingan di sektor penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation).
Sumber Data:
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Badan Geologi
Kementerian Energi dan SumberDaya Mineral