PRESS RELEASE AKTIVITAS G. ANAK KRAKATAU 11 April 2020
Sabtu, 11 April 2020 05:46:41 WIB
Pasca penurunan tingkat aktivitas G. Anak Krakatau dari Siaga (Level
III) menjadi Waspada (Level II) pada 25 Maret 2019, aktivitas vulkanik
G. Anak Krakatau berfluktuasi. Selama Januari hingga Maret 2020
aktivitas erupsi masih terjadi. Erupsi terjadi tidak menerus.
Data Pemantauan:
1)
Pengamatan visual: selama Januari 2020 terjadi empat kali erupsi pada
tanggal 1,7 dan 15; menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu
dengan tinggi maksimum 500 m dari atas puncak. Pada tanggal 6 hingga 11
Februari 2020 terjadi rangkaian erupsi menghasilkan kolom erupsi
berwarna putih kelabu tebal dengan ketinggian maksimum 1000 m dari atas
puncak. Selama Maret 2020 erupsi terjadi dua kali erupsi pada tanggal 18
Maret 2020, menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu setinggi
kl. 300 m dari atas puncak. Saat tidak terjadi erupsi, teramati
hembusan asap berwarna putih tipis dengan tinggi maksimum 150 m dari
atas puncak. Pada tanggal 10 April 2020, terjadi dua kali erupsi,
menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu tebal setinggi kl. 500 m dari
atas puncak, diikuti dengan erupsi menerus tipe strombolian. Tidak
terdengar suara gemuruh atau dentuman akibat erupsi.
2) Menjelang dan
selama erupsi, gempa-gempa Vulkanik masih terekam dengan jumlah yang
belum signifikan, menunjukkan masih terjadinya suplai magma ke kedalaman
yang lebih dangkal.
3) Pengamatan deformasi dengan tiltmeter
berfluktuasi dan menunjukkan gejala kenaikkan yang tidak signifikan
sejak 5 April 2020 hingga kejadian erupsi pada 10 April 2020 pkl. 22:35
WIB, diduga akibat energi yang relatif tidak terlalu besar.
Analisis:
Data
kegempaan dan deformasi menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik G. Anak
Krakatau masih berfluktuasi. Suplai fluida dari kedalaman masih terjadi.
Jenis fluida pada rangkaian erupsi Januari hingga Maret 2020 diduga
didominasi oleh gas/uap air, sedangkan erupsi pada 10 April 2020
material batuan pijar sudah terbawa ke permukaan dengan intensitas yang
belum signifikan, jauh lebih kecil dibandingkan rangkaian erupsi pada
periode Desember 2018 – Januari 2019.
Potensi bahaya:
Potensi
bahaya dari aktivitas G. Anak Krakatau saat ini adalah lontaran
material lava, aliran lava dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam
radius 2 km dari kawah aktif. Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis
dapat terpapar di area yang lebih jauh bergantung pada arah dan
kecepatan angin.
Aktivitas vulkanik berupa erupsi tipe Strombolian
saat ini, lontaran material pijar hanya tersebar di sekitar kawah (masih
dalam batas kawasan rawan bencana yang direkomendasikan). Erupsi
menerus berpotensi terjadi, namun tidak terdeteksi adanya gejala
vulkanik yang menuju kepada intensitas erupsi lebih besar.
Kesimpulan:
Berdasarkan
hasil pengamatan visual dan instrumental serta potensi bahaya G. Anak
Krakatau selama Januari hingga 10 April 2020, tidak ada peningkatan
ancaman. Tingkat aktivitas vulkanik G. Anak Krakatau masih tetap pada
Level II (Waspada).
Rekomendasi:
Masyarakat/pengunjung/wisatawan
tidak beraktivitas dalam radius 2 Km dari kawah/puncak G. Anak Krakatau
atau di sekitar kepulauan Anak Krakatau, sedangkan area wisata Pantai
Carita, Anyer, Pandeglang dan sekitarnya, serta wilaya Lampung Selatan
masih aman dari ancaman bahaya aktivitas G. Anak Krakatau.
Sumber Data:
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Badan Geologi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral