Jumat, 19 Juli 2019 21:36:05 WIB
Bahwa kejadian aliran air disertai material batuan berukuran abu hingga pasir yang terjadi pada tanggal 19 Juli 2019 sekitar pukul 17.00 WIB adalah fenomena alam biasa dan tidak terkait langsung dengan aktivitas erupsi G. Bromo.
Kejadian banjir diakibatkan karena hujan yang terjadi di sekitar Kaldera Tengger dan puncak G. Bromo bersamaan dengan kejadian erupsi yang menghasilkan abu vulkanik. Selain itu, morfologi kaldera Tengger merupakan topografi rendah yang dikelilingi oleh perbukitan sehingga jika terjadi hujan, aliran air akan bergerak ke arah dasar kaldera.
Endapan batuan di sekitar perbukitan Kaldera Tengger dan puncak G. Bromo umumnya terdiri dari produk jatuhan yang bersifat lepas, sehingga akan mudah tergerus oleh air hujan.
Pengamatan cuaca sejak tanggal 1 hingga 18 Juli 2019 umumnya cuaca di sekitar G. Bromo cerah, berawan hingga mendung. Pada tanggal 19 Juli 2019 pukul 16.43 WIB tercatat satu kali hujan gerimis. Curah hujan tercatat di Pos PGA Bromo sebesar 0.4 mm. Aliran banjir berasal dari sisi barat daya lereng G. Bromo memutari G. Batok ke arah barat. Getaran banjir terekam di seismograph dengan amplitudo maksimum 1 mm dan lama gempa 3 menit 20 detik.
Sumber Data:
Pusat Vulkanologidan Mitigasi Bencana Geologi
Badan Geologi
Kementerian Energi dan SumberDaya Mineral
Press Release KENAIKAN GAS CO2 KAWAH TIMBANG GUNUNGAPI DIENG
Tanggapan Kejadian Gempa Bumi Lombok Timur Tanggal 19 Agustus 2018
Peningkatan Aktivitas Gunung Api Ili Lewotolok, NTT dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada)