Daftar istilah yang digunakan dalam kebencanaan geologi.
Istilah | Deskripsi | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Abu Vulkanik |
Abu Vulkanik adalah material vulkanik yang terdiri dari pecahan batuan, mineral, dan gelas vulkanik, yang terbentuk selama erupsi gunung api dan berdiameter kurang dari 2 mm (0,079 inci). Istilah abu vulkanik juga sering digunakan merujuk pada semua produk jatuhan erupsi eksplosif (tephra), termasuk partikel yang lebih besar dari 2 mm. Abu vulkanik terbentuk ketika gas terlarut dalam magma mengembang dan lepas secara tiba tiba ke atmosfer. Kekuatan gas menghancurkan magma dan mendorongnya ke atmosfer dan membeku menjadi fragmen batuan vulkanik dan gelas vulkanik. Abu juga dihasilkan ketika magma bersentuhan dengan air selama letusan freatomagmatik, menyebabkan ledakan secara eksplosif menjadi uap yang menyebabkan pecahnya magma. Begitu berada di udara, abu diangkut oleh angin hingga mencapai ribuan kilometer.
Wilson, T.M.; Stewart, C. (2012). "Volcanic Ash". In P, Bobrowsky (ed.). Encyclopaedia of Natural Hazards. Springer. p. 1000.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Accretionary Lapilli |
Accretionary Lapilli adalah partikel abu vulkanik berbentuk bola bulat terdiri dari partikel abu vulkanik berlapis. Lapili akresi terbentuk melalui proses agregasi abu dalam kondisi basah akibat uap air di kolom erupsi yang merekatkan partikel-partikel tersebut, dengan abu vulkanik nukleasi pada beberapa objek dan kemudian bertambah berlapis-lapis sebelum Accretionary Lapilli jatuh dari awan/kolom erupsi. Accretionary Lapilli dapat terbentuk juga dalam kondisi hujan es vulkanik yang terbentuk dengan penambahan lapisan konsentris abu lembab di sekitar inti pusat. Tekstur ini dapat membentuk ekstur spherulitic dan axiolitik.
Bron, K.A. (2010). "Accretionary and melt impactoclasts from the Tookoonooka impact event, Australia". In Reimold W.U. & Gibson R.L. (ed.). Large Meteorite Impacts and Planetary Evolution IV. Special Paper. 465. The Geological Society of America. p. 222. ISBN 978-0-8137-2465-2. Retrieved 22 May 2011.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Active Degassing |
Pelepasan gas vulkanik pada saat terjadi hembusan atau letusan.
G. Tamburello, A. Aiuppa, E.P. Kantzas, A.J.S. McGonigle, M. Ripepe (2012)
Passive vs. active degassing modes at an open-vent volcano (Stromboli, Italy),
Earth and Planetary Science Letters 359–360, 106-116
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Air artesis |
Air berasal dari aquifer artesis, dimana tinggi elevasi pisometrik lebih tinggi dari pada permu-kaan air aquifer di tempat tersebut.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Air dilute klorida-bikarbonat |
Tipe air yang dihasilkan dari pengenceran air klorida, baik oleh air tanah atau air bikarbonat, dan dihasilkan pada mata air sistem temperatur rendah. Tipe air ini memiliki pH netral, berkisar pada pH 6 – 8 dan umumnya dijumpai pada zona peripheral (outflow)
Nicholson K. (1993) Water Chemistry. In: Geothermal Fluids. Springer, Berlin, Heidelberg. https://doi.org/10.1007/978-3-642-77844-5_2
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Air kapiler |
Air yang terangkat oleh tarikan permukaan di atas muka air tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Air klorida |
Sering disebut alkali klorida atau netral-klorida merupakan tipe air pada sistem temperatur tinggi. Konsentrasi klorida yang tinggi berasal dari reservoir dalam.
Nicholson K. (1993) Water Chemistry. In: Geothermal Fluids. Springer, Berlin, Heidelberg. https://doi.org/10.1007/978-3-642-77844-5_2
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Air permukaan |
Air yang berasal dari sumber air yang terdapat di atas permukaan tanah termasuk air laut.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Air serapan |
Lapisan air yang sangat tipis yang tertarik ke permukaan mineral tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Air sulfat |
Tipe air yang dihasilkan dari hasil pengembunan (kondensasi) gas-gas magmatik yang berada di daerah dekat permukaan pada topografi jauh di atas muka air tanah dan di atas zona pendidihan. Anion utama dari jenis air ini adalah sulfat yang terbentuk dari proses oksidasi hidrogen sulfida yang mengalami kondensasi dan menghasilkan pH air yang rendah (asam).
Nicholson K. (1993) Water Chemistry. In: Geothermal Fluids. Springer, Berlin, Heidelberg. https://doi.org/10.1007/978-3-642-77844-5_2
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Air tanah |
Air yang terdapat dalam lapisan yang mengandung air di bawah permukaan tanah, termasuk air tanah yang muncul secara alamiah di atas permukaan tanah sebagai mata air.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Air tengger |
Lapisan air yang tertahan (bertengger) di atas lapisan kedap air.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Akselerograf |
Sistem peralatan pencatat percepatan gerak partikel batuan yang terdiri dari alat pencatat (sensor) dan alat perekam.
Sensor mengukur percepatan gempabumi, sensor akan bekerja secara otomatis jika terpicu oleh gempa dengan intensitas tertentu. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Akselerogram |
Rekaman akselerometer, dapat berupa gambar maupun data digital.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Akselerometer |
Alat untuk mendeteksi percepatan getaran partikel pada akselerograf.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Akumulasi |
Volume massa yang berpindah, yang menumpuk di atas tanah asli.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Alat pencatat gempa, sedangkan hasil rekaman seismograf adalah seismogram. |
Ilmu yang mempelajari
gempa yang terkait dengan aktifitas
gunungapi. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Aliran |
Gerakan hancuran material ke bawah lereng dan mengalir seperti cairan kental.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Aliran debris |
Aliran dengan partikel material berbutir kasar dan kandungan air lebih kecil dari pada aliran lumpur.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Aliran lanau/lumpur |
Aliran material berbutir halus dengan komposisi sedikitnya 50% partikel lanau dan lempung, kandungan air hingga 30%.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Aliran Lava |
Aliran lava adalah pencurahan lava selama erupsi efusif. Meskipun lava dapat mencapai 100.000 kali lebih kental daripada air, dengan viskositas yang kira-kira mirip dengan saus tomat, lava dapat mengalir dalam jarak yang jauh sebelum mengalami pendinginan dan mengeras karena terpapar udara yang dengan cepat mengembangkan kerak padat dan menyekat lava yang masih berbentuk cair yang tersisa, masih bersuhu cukup panas dan tidak kental untuk terus dapat mengalir.
Dictionary.reference.com. 1994-12-07. Retrieved 8 December 2013.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Aliran longsoran |
Gerakan material pembentuk lereng dengan partrikel lanau halus dan lempung yang jenuh air dan terganggu oleh guncangan tiba-tiba dan mengalir seperti larutan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Aliran Piroklastik |
Aliran piroklastik (juga dikenal sebagai "PDC" (Pyroclastic Density Current)) adalah arus gas dan material piroklastik bersuhu tinggi yang bergerak sangat cepat yang mengalir di sepanjang lembah gunung api dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam (62 mph) dan mampu mencapai kecepatan hingga 700 km/jam (430 mph). Gas dan tephra dapat mencapai suhu sekitar 1.000 °C (1.830 °F). Aliran piroklastik adalah bahaya erupsi gunung api yang paling mematikan dari semua bahaya erupsi gunung api dan dihasilkan sebagai akibat dari letusan eksplosif. Aliran Piroklastik pada umumnya menyentuh tanah dan meluncur menuruni lereng gunung api serta dapat menyebar ke samping di bawah gaya gravitasi. Kecepatannya tergantung pada kerapatan arus, laju keluaran material vulkanik, dan gradien lereng.
Branney M.J. & Kokelaar, B.P. 2002, Pyroclastic Density Currents and the Sedimentation of Ignimbrites. Geological Society of London Memoir 27, 143pp.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Aliran tanah |
Gerakan yang sering terjadi pada tanah-tanah berlempung atau berlanau, material tebal dan liat basah, umumnya membentuk lidah (tongue)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Alluvium |
Alluvium (dari bahasa Latin alluvius, dari alluere, "untuk membasuh") adalah tanah liat lepas, lanau, pasir, atau kerikil yang telah diendapkan oleh air yang mengalir di dasar sungai, di dataran banjir, di kipas aluvial atau pantai, atau dalam pengaturan serupa. Aluvium juga kadang-kadang disebut endapan aluvial. Alluvium pada umumnya mempunyai umur skala geologis muda dan tidak terkonsolidasi menjadi batuan padat. Sedimen yang diendapkan di bawah air, di laut, muara, danau, atau kolam, tidak disebut sebagai alluvium.
Jackson, Julia A., ed. (1997). "alluvium". Glossary of geology (Fourth ed.). Alexandria, Viriginia: American Geological Institute. ISBN 0922152349.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Analisis dan evaluasi gerakan tanah |
Analisis dan evaluasi penyebab, mekanisme dan penanggulangan bencana gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Analisis kemantapan lereng |
Analisis hubungan antara tinggi lereng dan sudut lereng yang aman terhadap gerakan tanah berdasarkan sifat keteknikannya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Analisis risiko bencana gerakan tanah |
Analisis hubungan antara tinggi lereng dan sudut lereng yang aman terhadap gerakan tanah berdasarkan sifat keteknikannya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Andesite |
Andesit adalah suatu jenis batuan vulkanik ekstrusif berkomposisi menengah, dengan tekstur afanitik hingga porfiritik. Dalam pengertian umum, Andesit adalah jenis peralihan antara basal dan dasit, dengan rentang silikon dioksida (SiO2) adalah 57-63% seperti digambarkan di diagram TAS.
Susunan mineral biasanya didominasi oleh plagioklas ditambah piroksen
dan / atau hornblende. Magnetit, zirkon, apatit, ilmenit, biotit, dan
garnet adalah mineral aksesori umum. Alkali feldspar dapat hadir dalam jumlah kecil. Kelimpahan
feldspar-kuarsa di batuan vulkanik andesit dan lainnya diilustrasikan
dalam diagram QAPF. Batuan andesit umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia. Nama andesit berasal dari nama Pegunungan Andes.
Blatt, Harvey and Robert J. Tracy, 1996, Petrology, Freeman, ISBN 0-7167-2438-3
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Area pengendapan |
Daerah ketika aliran debris sampai pada lereng yang kemiringannya landai, maka akan terjadi pengendapan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Area sumber |
Daerah dimana tanah menjadi terbongkar dan berubah sendiri menjadi aliran debris.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Awan panas |
Istilah lain yang digunakan untuk aliran piroklastik. Awan panas; awan panas letusan; aliran piroklastik |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bahaya primer |
Bahaya yang diakibatkan secara langsung oleh produk
erupsi gunung api, yaitu : aliran lava, aliran piroklastik, jatuhan
piroklastik (lontaran batu pijar dan
hujan abu), gas beracun, dan lahar letusan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bahaya sekunder |
Bahaya yang diakibatkan secara tidak langsung oleh produk
erupsi gunung api, seperti: lahar dan longsoran gunung api. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Basalt |
Basalt adalah batuan beku ekstrusif aphanitic yang terbentuk dari pendinginan cepat lava dengan viskositas rendah yang kaya akan magnesium dan besi (lava mafik) yang terpapar pada atau sangat dekat permukaan planet atau bulan berbatu. Lebih dari 90% dari semua batuan vulkanik di Bumi adalah basal. Basal berbutir halus yang didinginkan dengan cepat secara kimiawi setara dengan gabro berbutir kasar yang didinginkan dengan lambat. Letusan lava basal diamati oleh ahli geologi di sekitar 20 gunung berapi per tahun. Basalt juga merupakan jenis batuan penting pada benda planet lain di Tata Surya. Misalnya, sebagian besar dataran Venus, yang menutupi 80% permukaan, bersifat basaltik; maria bulan adalah dataran aliran lahar banjir-basaltik; dan basal adalah batuan umum di permukaan Mars.
Lava basal cair memiliki viskositas rendah karena kandungan silikanya yang relatif rendah (antara 45% dan 52%), menghasilkan aliran lava yang bergerak cepat yang dapat menyebar ke area yang luas sebelum mendingin dan mengeras. Basal banjir adalah rangkaian tebal dari banyak aliran seperti itu yang dapat menutupi ratusan ribu kilometer persegi dan merupakan formasi vulkanik yang paling banyak jumlahnya.
Magma basaltik di dalam Bumi diperkirakan berasal dari mantel atas. Kimia basal dengan demikian memberikan petunjuk tentang kondisi jauh di dalam interior bumi.
"basalt". CollinsDictionary.com. HarperCollins.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Batas cair |
Nilai kadar air pada batas antara keadaan cair dan plastis.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Batas plastis |
Kadar air tanah pada kedudukan antara plastis dan semi padat.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Batas susut |
Kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Batuan |
Material yang terbentuk secara alami, tersementasi atau tidak tersementasi yang terdiri dari satu atau lebih mineral, dan mempunyai komposisi kimia yang tetap.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Batuan beku |
Batuan hasil proses pembekuan magma.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Batuan dasar |
Batuan yang masih berada di tempat aslinya (insitu), biasanya menyebar baik ke arah vertikal maupun horizontal.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Batuan metamorfosa |
Batuan hasil ubahan dari batuan sebelumnya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Batuan sedimen |
Batuan yang merupakan hasil proses pengendapan sedimen.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bencana gempa bumi |
Bencana alam yang diakibatkan karena peristiwa gempa bumi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bencana gerakan tanah |
Peristiwa gerakan tanah yang diakibatkan oleh proses geologis dan/atau oleh ulah manusia, mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan hidup, sarana dan prasarana, serta mengganggu tata kehidupan dan penghidupan masyarakat.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bencana gunung api |
Bencana alam akibat erupsi gunung api.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bicarbonate waters |
Bicarbonate waters atau fluida bikarbonat. Sering disebut sebagai tipe air kaya CO2 yang umumnya dijumpai di zona peripheral dengan pH mendekati netral akibat reaksi dengan batuan sekitarnya.
Nicholson K. (1993) Water Chemistry. In: Geothermal Fluids. Springer, Berlin, Heidelberg. https://doi.org/10.1007/978-3-642-77844-5_2
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bidang longsor atau bidang runtuh |
Permukaan bidang longsor yang merupakan bagian terbawah dari material bergerak atau permukaan yang merupakan batas dari material yang bergerak dan diam.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bom Vulkanik |
Bom vulkanik atau bom lava adalah massa batuan berfasa cair dengan diameter lebih besar dari 64 mm (2,5 inci), terbentuk ketika gunung api mengeluarkan fragmen lava kental selama erupsi. Material tersebut mendingin menjadi fragmen padat sebelum mencapai permukaan. Karena bom vulkanik mendingin setelah dilontarkan gunung api, bom vulkanik termasuk ke dalam batuan beku ekstrusif. Bom vulkanik dapat dilemparkan beberapa kilometer dari titik erupsi, dan seringkali memperoleh bentuk aerodinamis selama proses transport. Bom bisa sangat besar; letusan Gunung Asama tahun 1935 di Jepang mengeluarkan bom dengan diameter 5–6 m (16-20 kaki) hingga 600 m (2.000 kaki) dari titik erupsi. Bom vulkanik adalah bahaya vulkanik yang signifikan, dan dapat menyebabkan cedera parah dan kematian bagi orang-orang di zona bahaya. Salah satu insiden tersebut terjadi di gunung berapi Galeras di Kolombia pada tahun 1993; enam orang di dekat puncak tewas dan beberapa terluka parah oleh bom lava ketika terjadi erupsi secara tak terduga. Pada kasus tertentu,bom vulkanik terlontarkan dari tekanan gas internal saat mendingin. Sebagian besar kerusakan yang ditimbulkannya adalah dari benturan, atau kerusakan akibat kebakaran yang diakibatkan suhu panas bom vulkanik. Tekstur bom vulkanik yang paling sering diamati adalah bom jenis "kerak roti"
“Volcanic bomb.” Merriam-Webster.com Dictionary, Merriam-Webster, https://www.merriam-webster.com
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bongkah |
Merupakan pecahan dari batuan dasar berdiameter 25 – 30 cm.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bregada Gunung Api |
Satuan stratigrafi gunung api yang mencakup sebaran endapan/batuan gunung api hasil letusan yang terdiri dari dua atau lebih Khuluk Gunung Api atau yang berhubungan dengan pembentukan kaldera. Bregada Gunung Api lazimnya dipetakan dengan skala 1:100.000 atau lebih besar.
https://www.iagi.or.id/wp-content/uploads/2012/04/Sandi-Stratigrafi-Indonesia-1996.pdf
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Busur Gunung Api |
Satuanstatigrafi gunung api yang terdiri dari kumpulan Khuluk, Bregada, dan Manggalagunung api yang mempunyai kedudukantektonik yang sama danlazimnya dapat dipetakan dengan skala 1:1.000.000 atau lebih besar.
https://www.iagi.or.id/wp-content/uploads/2012/04/Sandi-Stratigrafi-Indonesia-1996.pdf.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Conduit |
Atau konduit adalah alur vertikal dalam bumi yang merupakan jalan magma ke
permukaan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Danau Kawah |
Danau yang terbentuk akibat penurunan dasar kawah atau kaldera yang kemudian terisi oleh air meteorik. Dapat terjadi pada gunung api yang masih aktif ataupun yang sudah tidak aktif lagi; air danau bisa bersifat netral maupun asam. Istilah lainnya adalah danau kawah dan danau kaldera.
http://worldlandforms.com/landforms/crater-lake/
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Data citra |
Gambaran objek yang direkam dari hasil interaksi gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dan dipancarkan objek yang direkam detektor pada alat (sensor).
Saepuloh, A. (2019): Prinsip dan Aplikasi Penginderaan Jauh Geologi Gunung Api: Pendekatan Fisis dan Observasi geologi Lapangan, ITB Press, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Debris Avalanche |
Debris Avalanche atau longsoran puing gunung api adalah endapan yang terbentuk ebagai akibat longsoran tubuh gunung api. Sebuah longsoran puing terbentuk ketika lereng yang tidak stabil runtuh dan puing-puing tertransport menjauh dari lereng. Longsoran skala besar biasanya terjadi pada gunung berapi yang sangat curam. Ada dua jenis umum longsoran puing:lonsoran bersuhu "rendah" dan bersuhu "tinggi". Longsoran
puing-puing dingin pada umumnya dihasilkan dari lereng yang menjadi tidak
stabil sedangkan longsoran puing-puing panas adalah hasil dari aktivitas
gunung api seperti gempa bumi vulkanik atau injeksi magma yang
menyebabkan ketidakstabilan lereng dan akhirnya menjadi longsor.
McGraw-Hill Encyclopedia of Science & Technology, 11th Edition, ISBN 9780071778343, 2012
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Deflasi |
Menurunnya
permukaan tubuh gunung api akibat penurunan tekanan pada kantung magma. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Deformasi gunung api |
Perubahan bentuk,
posisi dan dimensi gunung api akibat pergerakan magma. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Deposit |
Atau endapan adalah material yang terakumulasi oleh proses alam.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Diferensiasi Magma |
Diferensiasi magma adalah berbagai proses kimia yang dialami magma selama terjadinya pelelehan partial, pendinginan, emplasemen, atau erupsi. Penyebab utama dari perubahan komposisi magma adalah pendinginan,
yang merupakan konsekuensi tak terelakkan dari magma yang telah dibuat
dan bermigrasi dari daerah lelehan parsial ke daerah dengan stres yang
lebih rendah - umumnya volume kerak yang lebih dingin. Pendinginan menyebabkan magma mulai mengkristalkan mineral dari lelehan atau bagian cair dari magma. Kebanyakan magma adalah campuran batuan cair (lelehan) dan mineral (fenokris).
Kontaminasi adalah penyebab lain dari diferensiasi magma. Kontaminasi dapat disebabkan oleh asimilasi batuan induk, pencampuran dari dua atau lebih magma atau bahkan dengan penambahan ruang magma dengan magma panas dan segar. Seluruh mekanisme diferensiasi biasa disebut sebagai proses FARM, yang merupakan singkatan dari Kristalisasi fraksional (Fractional Cryztallization, Asimilasi, pengisian(Replenishment) dan pencampuran magma (Magma mixing).
Hugh, ed. (1911). "Petrology". Encyclopædia Britannica (11th ed.). Cambridge University Press.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Differential Optical Absorption Spectroscopy (DOAS) |
Metode penentuan kuantitatif konsentrasi gas vulkanik berdasarkan absorpsi spesifik gas vulkanik pada daerah UV dan sinar tampak.
Platt, U., Stutz, J. (2008): Differential Optical Absorption Spectroscopy. Springer.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dike |
Pelamparan aliran
lava yang memotong lapisan batuan umumnya mendekati vertikal, terbentuk oleh injeksi magma yang mengisi
kedalam retakan/rekahan bumi.
Sigurdsson, H., et al., 2020, Encyclopedia of Volcanoes; San Diego:Academic Press
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Double bounce scattering/Multiple Scattering |
Hamburan dari pemantul sudut dihedral, seperti hamburan tanah dan cabang pohon yang memiliki permukaan pemantul dengan bahan dielektrik yang berbeda.
Panjaitan, J. L. M. (2018): Analisis Morfologi Kawah Gunung Agung dan Tutupan Produk Vulkanik dengan Data Sentinel-1A, Institut Teknologi Bandung.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
EDM (Electronic Distance Measurement) |
Pengukuran jarak dengan menggunakan prinsip kerja kecepatan pantulan cahaya (laser).
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Effusive |
Effusive adalah Erupsi yang didominasi oleh pencurahan lava, lumpur, gas ke permukaan bumi (berlawanan dengan fragmentasi hebat magma oleh letusan eksplosif). Aliran lava yang dihasilkan oleh letusan efusif bervariasi dalam bentuk, ketebalan, panjang, dan lebar tergantung pada jenis lava yang di erupsikan, debit, kemiringan lereng di mana lava bergerak, dan durasi erupsi. Misalnya, lava basal dapat menjadi 'a'ā atau pāhoehoe, dan mengalir di saluran sempit yang dalam atau dalam lembaran lebar yang tipis. Lava andesit biasanya membentuk aliran pendek yang tebal, dan lava dasit sering membentuk gundukan sisi curam yang disebut kubah lava.
"Glossary: Effusive Eruption". USGS. 12 July 2017. Retrieved 12 December 2020.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Elastisitas |
Sifat lentur suatu benda dalam menahan tekanan dan tarikan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Endapan alluvial |
Endapan hasil aktifitas sungai.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Endapan danau |
Umumnya berupa material berbutir halus yang diendapkan di dasar danau.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Endapan eolian |
Endapan yang terangkut oleh angin.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Endapan residual |
Tanah residual yang terbentuk oleh pelapukan secara mekanis dan kimia dari batuan induknya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Endapan talus/colluvial |
Tanah residual yang terbentuk oleh pelapukan tanah dan batuan induknya yang bergerak ke bawah lereng oleh gravitasi pada lereng dengan kemiringan tajam.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Energi gempa bumi |
Daya atau kekuatan yang dihasilkan dalam proses terjadinya gempa bumi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Episenter |
Titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas fokus atau hiposenter, dinyatakan dalam lintang dan bujur.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Episodik |
Pengukuran yang dilakukan dalam selang waktu tertentu.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Erupsi |
Erupsi adalah proses keluarnya magma dan/ gas dari dalam bumi ke permukaan
"Glossary: Effusive Eruption". USGS. 12 July 2017. Retrieved 12 December 2020.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Erupsi Freatik |
Erupsi Freatik atau juga disebut letusan freatik, letusan ultravulcanian, atau letusan ledakan uap,adalah erupsi yang terjadi ketika magma memanaskan air tanah atau air permukaan. Temperatur magma yang ekstrem (500 hingga 1.170 °C (930-2.100 °F)) menyebabkan penguapan air yang hampir seketika menjadi uap, menghasilkan ledakan uap, air, abu, batu, dan bom vulkanik).
Mullineaux, D.R. et al. (1987) Volcanic Hazards in the Hawaiian Islands in Volcanism in Hawaii, volume 1, USGS Professional Paper 1350, page 602.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Erupsi magmatik |
Erupsi gunung api yang terjadi semata-mata oleh kegiatan magma yang menerobos ke
permukaan bumi. Dalam hal ini bahan utama yang dikeluarkan berasal langsung
dari magma. Erupsi tersebut dapat berupa erupsi eksplosif, efusif atau erupsi
campuran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Erupsi Pusat |
Erupsi Pusat adalah erupsi yang terjadi pada kawah utama, pada umumnya terletak pada puncak gunung api.
SNI Penyusunan Peta Geologi Gunung Api, SNI 13-4728-1998
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Erupsi Samping |
Erupsi Samping adalah erupsi yang terjadi pada bagian lereng tubuh gunung api
SNI Pembuatan Peta Geologi Gunung Api, SNI 13-4728-1998
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Erupsi sentral |
Erupsi gunung api yang terpusat pada
suatu tempat.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Explosive |
Explosive adalah Erupsi energetik yang menghasilkan terutama abu, batu apung, dan puing-puing balistik fragmental (berlawanan dengan letusan efusif).
"Glossary: Explosive Eruption". USGS. 12 July 2017. Retrieved 12 December 2020.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Extrusive |
Extrusive atau Batuan beku ekstrusif, juga dikenal sebagai batuan vulkanik, terbentuk
di permukaan kerak sebagai akibat dari pencairan sebagian batuan dalam
mantel dan kerak. Batuan beku ekstrusif dingin dan mengeras lebih cepat
daripada batuan beku intrusif. Mereka dibentuk oleh pendinginan magma
cair di permukaan bumi. Magma, yang dibawa ke permukaan melalui celah
atau letusan gunung berapi, membeku pada tingkat yang lebih cepat. Oleh
karena batu batuan jenis ini halus, kristalin dan berbutir halus. Basalt adalah batuan beku ekstrusif umum dan membentuk aliran lava (lava flow), lembar lava (sheeting lava) dan dataran tinggi lava (Lava plateau). Beberapa jenis basalt membantu membentuk kolom poligonal
Jain, Sreepat (2014). Fundamentals of Physical Geology. New Delhi, India: Springer. ISBN 9788132215394.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Faktor Penyebab Terjadinya Gerakan tanah |
1. Kondisi geologi (batuan dan struktur geologi)
2. Morfologi 3. Curah hujan 4. Vegetasi penutup dan penggunaan lahan 5. Aktivitas Manusia |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Foliasi batuan |
Karakteristik beberapa batuan (metamorf) yang struktur mineralnya tersusun dalam pelat-pelat sejajar.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Frekuensi |
Banyaknya gelombang dalam satu detik. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Fumarola |
Fumarola secara umum dapat diartikan sebagai hembusan gas gunung api yang dominan mengandung uap air. Fumarol (atau fumerol – kata akhirnya berasal dari bahasa Latin fumus, "asap") adalah lubang di kerak bumi yang mengeluarkan uap dan gas seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, hidrogen klorida, dan hidrogen sulfida. Uap terbentuk ketika air yang sangat panas mendidih ketika tekanannya turun ketika muncul dari tanah. Fumarol dapat terjadi di sepanjang retakan kecil, sepanjang celah panjang, atau dalam kelompok atau bidang hancuran. Fumarola dapat juga terjadi di permukaan aliran lava atau piroklastik. Lapangan fumarol adalah area mata air panas dan ventilasi gas tempat magma dangkal atau batuan beku melepaskan gas atau berinteraksi dengan air tanah. Ketika terjadi di lingkungan yang membeku, fumarol dapat menyebabkan menara es fumarol.
Fumarol dapat bertahan selama beberapa dekade atau abad jika terletak di atas sumber panas yang persisten; atau mungkin menghilang dalam beberapa minggu hingga bulan jika terjadi di atas endapan vulkanik segar yang dengan cepat mendingin
Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Fumarole" . Encyclopædia Britannica. 11 (11th ed.). Cambridge University Press. pp. 300–301.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gambut |
Tanah yang berasal dari pembusukan material organik.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gas gunung api |
Gas-gas yang
berasal dari magma antara lain gas H2O, CO2, SO2, H2S,
HCl, CO, dan Nitrogen. Gas gunung api yang
berkonsentrasi di atas ambang batas bersifat racun sehingga dapat melemaskan bahkan menewaskan manusia atau
binatang, terdapat pada kawah atau bekas lubang letusan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gelas Vulkanik |
Gelas Vulkanik adalah produk amorf (tidak mengkristal) dari magma yang mendingin dengan cepat. Seperti semua jenis produk vulkanik, gelas vulkanik adalah keadaan materi yang berada di antara susunan kristal yang tersusun rapat dan sangat teratur dan susunan cairan yang sangat tidak teratur. Gelas vulkanik dapat merujuk pada bahan interstisial, atau matriks, dalam batuan vulkanik bertekstur aphanitic (berbutir halus), atau ke salah satu dari beberapa jenis batuan beku vitreous.
Gelas Vulkanik pada umumnya mengacu pada obsidian yaitu gelas kaca riolitik dengan kandungan silika (SiO2) yang tinggi.
Bates; Jackson (1984). Dictionary of Geological Terms (3rd ed.). American Geological Institute.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gelombang laut biasa |
Gelombang yang disebabkan oleh perpindahan energi kinetik dari hembusan angin ke partikel air yang mengakibatkan pergerakan partikel air pada lintasan yang sama berbentuk lingkaran, naik membentuk puncak dan turun membentuk lembah gelombang.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gelombang pasang-surut |
Gelombang yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan terhadap bumi dan gaya sentrifugal yang disebabkan oleh rotasi bumi dan bulan pada porosnya. Pengaruh ini dapat mengakibatkan perpindahan volume air laut, membentuk gelombang dengan perioda sangat panjang (12 hingga 24 jam).
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gelombang seismik |
Gelombang yang menjalar melalui lapisan-lapisan bumi, sebagai hasil dari gempa bumi, letusan gunung api, pergerakan magma, gerakan tanah dan kegiatan manusia.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gelombang tsunami |
Rangkaian gelombang yang menjalar dengan panjang gelombang dan periode sangat panjang yang disebabkan oleh terganggunya kestabilan air secara tiba-tiba akibat gempa bumi yang terjadi di bawah atau dekat permukaan dasar laut. Erupsi gunung api, longsoran bawah laut, jatuhan batuan ke dalam laut atau hujaman meteorit ke dalam laut juga dapat memicu terjadinya tsunami.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gempa awal |
Gempa-gempa yang terjadi beberapa detik sampai beberapa minggu sebelum kejadian gempa bumi besar.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gempa bumi |
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di
dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan
pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi
dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang
dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempa bumi
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
http://inatews2.bmkg.go.id/new/tentang_eq.php
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gempa bumi tektonik |
Gempa bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Gempa bumi ini dapat diklasifikasikan berdasarkan: Berdasarkan Kedalaman Episenter:
Berdasarkan Sumber:
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gempa Guguran |
Gempa
guguran biasanya terjadi setelah erupsi. Penyebabnya
adalah guguran lava, yang terjadi pada sistem pembentukan lava. Gempa guguran
ini yaitu gerakan yang terekam pada seismogram akibat jatuhnya fragmen lava ke bagian bawah akibat gravitasi bumi. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gempa Hembusan |
Gempa hembusan adalah sinyal yang lebih impulsif dan terkait dengan proses pelepasan gas (degassing).
Caudron, C. et al., 2015, Kawah Ijen volcanic activity: a review, Bulletin Volcanology, DOI 10.1007/s00445-014-0885-8
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gempa Letusan |
Gempa
letusan adalah gempa yang diakibatkan oleh
terjadinya letusan. Amplituda maksimum dari
gempa tersebut merupakan magnituda letusan. Gerakan awal dari gempa letusan adalah “push atau up” atau ke atas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gempa susulan |
Satu atau serangkaian gempa-gempa kecil yang terjadi setelah gempa utama, pusat gempanya tersebar di dekat pusat gempa utama. Lama dan jumlahnya tergantung mekanisme sumber gempa, bisa satu hari, satu minggu, bahkan bisa lebih dari sebulan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gempa Tremor |
Gempa menerus terjadi di sekitar gunung api dan berasosoasi dengan
pergerakan magma. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gempa utama |
Gempa terbesar yang terjadi dalam suatu rangkaian kejadian gempa bumi. Gempa ini terasa sangat kuat, terutama di tempat yang dekat ke lokasi sumber gempa.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gempa Vulkanik |
Getaran mikro pada kerak bumi lokal yang diakibatkan oleh kegiatan magma
atau erupsi
gunung api. Gempa bumi jenis ini dapat terjadi sebelum, selama atau
sesudah erupsi
gunung api. Getaran ini
disebabkan oleh gesekan magma dengan dinding batuan yang diterobos pada saat
magma naik ke permukaan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gempa Vulkanik Dalam (Tipe A) |
Sumber dari
tipe gempa ini terletak di bawah gunung api pada kedalaman 1 sampai 20 Km,
biasanya muncul pada gunung api yang aktif. Penyebab dari gempa ini adalah
adanya magma yang naik kepermukaan yang disertai rekahan-rekahan. Ciri utama
dari gempa tipe ini mempunyai waktu tiba gelombang P dan S yang jelas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gempa Vulkanik Dangkal (Tipe B) |
Gempa vulkanik dengan kedalaman kurang dari 1 Km dari kawah gunung api yang aktif. Gerakan awalnya cukup jelas dengan waktu tiba gelombang
S yang tidak jelas dan mempunyai harga magnituda yang kecil. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Geostationary orbit |
Orbit satelit mengelilingi bumi searah dengan rotasi bumi.
Saepuloh, A. (2019): Prinsip dan Aplikasi Penginderaan Jauh Geologi Gunung Api: Pendekatan Fisis dan Observasi geologi Lapangan, ITB Press, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gerakan tanah |
Perpindahan material pembentuk lereng, berupa batuan, bahan timbunan, tanah, atau material campuran yang bergerak ke arah bawah dan keluar lereng.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Geyser |
Salah satu bentukan hot spring (mata air panas) yang menyemburkan air panas dan uap air ke udara secara periodik.
https://openei.org/wiki/Geysers
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
GPS |
Global Positioning System adalah teknik survei yang menggunakan sinyal dari rangkaian satelit buatan untuk menentukan posisi di permukaan bumi.
Sigurdsson, H., et al., 2020, Encyclopedia of Volcanoes; San Diego:Academic Press
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Graben |
Bentuk morfologi negatif (nendatan) yang diakibatkan oleh amblasnya blok di antara dua rekahan yang relatif sejajar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gumuk Gunung Api |
Bagian
dari Khuluk yang terbentuk sebagai hasil suatu erupsi pada tubuh gunung api,
baik sebagai hasil erupsi pusat maupun erupsi samping. Gumuk Gunung Api
lazimnya dapat dipetakan pada skala 1:50.000 atau lebih besar.
https://www.iagi.or.id/wp-content/uploads/2012/04/Sandi-Stratigrafi-Indonesia-1996.pdf
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gunung api |
Gunung yang umumnya berbentuk kerucut dan mempunyai
lubang kepundan (bekas lubang kepundan) tempat keluarnya magma ke permukaan
bumi, yang berasal dari peleburan mantel atau kulit bumi. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gunung api aktif |
Gunung api yang sedang erupsi, atau pernah mengalami erupsi setidaknya dalam beberapa ribu tahun terakhir dan mungkin saja mengalami erupsi kembali di masa yang akan datang
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gunung api perisai |
Atau shield volcano adalah gunung api yang
tersusun oleh perlapisan leleran atau aliran lava encer sehingga membentuk morfologi seperti perisai.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gunung api strato |
Gunung api strato atau stratovolcano adalah gunung api yang tersusun
atas perselingan endapan piroklastika dan aliran lava. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gunung api tidak aktif |
Gunung api yang
yang tidak tercatat / tidak diketahui sejarah erupsi di masa lalu. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gunung api Tipe A |
Merupakan gunung api yang memiliki catatan sejarah letusan sejak tahun 1600.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gunung api Tipe B |
Merupakan gunung api yang memiliki catatan sejarah letusan sebelum tahun 1600.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gunung api Tipe C |
Merupakan gunung api yang tidak memiliki catatan sejarah letusan, tetapi masih memperlihatkan jejak aktivitas vulkanik, seperti solfatara atau fumarole.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hamburan Mie |
Hamburan (scattering) yang terjadi jika diameter partikel atmosfer sama dengan ukuran panjang gelombang sinar yang berinteraksi, seperti debu, kabut, asap, dll.
Saepuloh, A. (2019): Prinsip dan Aplikasi Penginderaan Jauh Geologi Gunung Api: Pendekatan Fisis dan Observasi geologi Lapangan, ITB Press, Institut Teknologi Bandung, Bandung; https://repository.its.ac.id/43028/
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hamburan non-selective |
Hamburan (scattering) yang terjadi jika diameter partikel atmosfer lebih besar dari ukuran panjang gelombang sinar yang berinteraksi. Umumnya, partikel yang berdiameter 5 – 100 µm banyak berinteraksi pada daerah sinar tampak (visible) hingga inframerah dekat (Short-wave infrared)
Saepuloh, A. (2019): Prinsip dan Aplikasi Penginderaan Jauh Geologi Gunung Api: Pendekatan Fisis dan Observasi geologi Lapangan, ITB Press, Institut Teknologi Bandung, Bandung; https://repository.its.ac.id/43028/
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hamburan Rayleigh |
Hamburan (scattering) yang terjadi jika diameter partikel atmoster lebih kecil dari panjang gelombang sinar yang berinteraksi, seperti: nitogen, oksigen, ozon, dll.
Saepuloh, A. (2019): Prinsip dan Aplikasi Penginderaan Jauh Geologi Gunung Api: Pendekatan Fisis dan Observasi geologi Lapangan, ITB Press, Institut Teknologi Bandung, Bandung; https://repository.its.ac.id/43028/
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hiposenter |
Yang berarti "di bawah pusat", adalah titik di dalam bumi yang menjadi pusat gempa bumi, dinyatakan dalam lintang, bujur dan kedalaman.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
hot springs |
Salah satu bentukan mata air alamiah dengan air panas, dipanaskan oleh proses -proses geotermal di bawah permukaan dan ciri khasnya adalah memiliki suhu air diatas 37 derajat Celsius. Hot springs seringkali mengendapkan mineral dan membentuk suatu penampang yang menarik seperti terasering atau travertine atau sulfur; dan endapan belerang. Istilah lainnya adalah mata air panas.
https://openei.org/wiki/Hot_Springs
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hujan abu |
Hujan material jatuhan yang
terdiri dari material lepas berukuran butir lempung sampai pasir
halus. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hujan lumpur |
Hujan material jatuhan yang terjadi bila abu bercampur
air di udara kemudian jatuh bersama-sama sebagai hujan. Hujan lumpur juga dapat
terjadi bila gunung api yang meletus mempunyai danau kawah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ignimbrite |
Ignimbrite adalah endapan arus kerapatan piroklastik, atau aliran piroklastik berkomposisi asam, yang merupakan suspensi panas partikel dan gas yang mengalir cepat dari gunung berapi dan didorong oleh menjadi lebih padat daripada atmosfer sekitarnya yang berupa endapan batuapung baik itu termanpatkan atau tidak termampatkan. Ahli geologi Selandia Baru Patrick Marshall (1869-1950) menurunkan istilah ignimbrite dari "awan debu batu berapi" (dari bahasa Latin igni- (api) dan imbri- (hujan)). Ignimbrit terbentuk sebagai hasil dari erupsi eksplosif yang menghasilkan abu piroklastik, lapili, dan blok yang mengalir di lereng gunung api.
Ignimbrite terbuat dari campuran abu vulkanik (atau tuf jika dilitifikasi) dan lapili batu apung, umumnya dengan fragmen litik yang tersebar. Abu terdiri dari pecahan kaca dan pecahan kristal. Ignimbrit dapat berupa batuan lepas dan tidak terkonsolidasi, atau batuan yang mengalami lithified (memadat) yang disebut lapili-tuff. Di dekat sumber vulkanik, ignimbrit biasanya mengandung akumulasi tebal blok litik, dan distal, banyak yang menunjukkan akumulasi batu apung bulat setebal satu meter.
Ignimbrite mungkin berwarna putih, abu-abu, merah muda, krem, coklat atau hitam - tergantung pada komposisi dan kepadatannya. Banyak ignimbrit pucat adalah dasit atau riolitik. Ignimbrite yang berwarna lebih gelap dapat berupa kaca vulkanik yang dilas rapat atau, yang lebih jarang, komposisi mafik.
Branney, M. J.; Kokelaar, B. P. (2002). Pyroclastic Density Currents and the Sedimentation of Ignimbrites. Bath: The Geological Society. ISBN 1-86239-097-5
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Indeks plastisitas |
Menyatakan interval kadar air dimana tanah tetap dalam kondisi plastis, dan juga menyatakan jumlah relatif partikel lempung dalam tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Inflasi |
Penaikan permukaan tubuh gunung api akibat kenaikan tekanan pada kantung
magma.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
InSAR (Interferometry Synthetic Apature Radar) |
Metode pengolahan SAR (Synthetic Aparture Radar) dengan menggabungkan dua buah atau lebih interferometri yang dihasilkan oleh citra SAR untuk memperoleh informasi jarak dan elevasi dari objek di permukaan bumi berdasarkan nilai perbedaan fase yang dapat diubah ke dalam nilai pergeseran Line-of-Sight (LOS) sebagai indikasi adanya pergeseran atau deformasi.
https://repository.its.ac.id/43028/
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Intensitas gempa bumi |
Besarnya goncangan dan jenis kerusakan di tempat pengamatan akibat gempa. Intensitas tergantung dari jarak tempat tersebut dari hiposenter. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Intrusi |
Intrusi adalah terobosan batuan beku yang telah menjadi kristal dari suatu sistem magma di bawah permukaan bumi. Intrusi dapat disebut juga plutonik yang berarti magma yang membeku di bawah permukaan bumi sebelum mencapai permukaan.
Philpotts, Anthony R.; Ague, Jay J. (2009). Principles of igneous and metamorphic petrology (2nd ed.). Cambridge, UK: Cambridge University Press. pp. 356–361.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Isoseismal |
Daerah atau lokasi dengan tingkat kerusakan yang sama, akibat goncangan gempa bumi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jarak datar |
Jarak antara dua titik ukur dinyatakan dalam ketinggian topografi yang
sama.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jarak landaan/Inundansi |
Jarak jangkauan maksimal tsunami ke arah darat yang diukur dari garis pantai. Gelombang air laut akibat tsunami dapat mencapai jauh ke daratan dari garis pantai. Hal ini disebabkan oleh :
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jarak miring |
Jarak antara dua titik ukur dinyatakan dalam gradien (sudut) garis.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jaringan seismometer |
Sebaran peralatan pencatat gempa bumi yang diatur dalam formasi tertentu. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jenis Gelombang Gempa bumi |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jenis Gerakan tanah |
Longsoran: adalah masa tanah bergerak di sepanjang lereng dengan bidang longsoran yang melengkung (memutar, rotasi) dan mendatar (translasi). Longsoran dengan bidang longsoran melengkung, biasanya gerakannya perlahan-lahan/merayap tetapi merusak dan meruntuhkan bangunan di atasnya, sehingga mengancam keselamatan penghuninya. Aliran: adalah masa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lerengannya, volume, tekanan air,dan jenis materialnya. Umumnya gerakannya di sepanjang lembah dan bisa mencapai ratusan meter. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di daerah gunung api. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak. Jatuhan: adalah batu atau tanah jatuh bebas dari atas tebing, umumnya materialnya tidak banyak dan terjadi pada lereng yang sangat terjal. Robohan: Pergerakan blok tanah/batuan yang bergerak pada satu tumpuan. Gabungan: adalah kejadian tanah longsor gabungan antara longsoran dengan aliran atau jatuhan dengan aliran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Juvenile |
Juvenile adalah partikel magma berupa piroklastik (tephra) yang dilontarkan dari erupsi gunung api atau kawah gunung api yang telah melalui proses transport melalui udara atau di bawah air, dan jatuh kembali ke permukaan tanah atau di dasar laut.
http://volcano.oregonstate.edu/glossary/, Oregon State University Glossary.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kaldera |
Kaldera adalah lubang besar seperti kuali berukuran lebih dari 2km yang terbentuk tak lama setelah pengosongan ruang dapur magma dalam erupsi eksplosif gunungapi. Ketika volume besar magma di erupsikan dalam waktu singkat, dukungan struktural untuk batuan di atas dapur magma hilang. Permukaan kawah kemudian runtuh ke bawah ke dalam ruang dapur magma yang dikosongkan atau sebagian dikosongkan akibat erupsi, yang meninggalkan depresi besar di permukaan (berdiameter satu hingga puluhan kilometer). Meskipun kadang-kadang digambarkan sebagai kawah, fitur ini sebenarnya adalah jenis lubang pembuangan, karena terbentuk melalui penurunan dan keruntuhan, bukan karena erupsi atau benturan.
Cole, J; Milner, D; Spinks, K (February 2005). "Calderas and caldera structures: a review". Earth-Science Reviews. 69 (1–2): 1–26.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kapasitas |
Perpaduan kekuatan, karakter, dan sumber daya yang tersedia di masyarakat, komunitas atau organisasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Karakteristik gerakan tanah |
Sifat atau ciri khas suatu proses gerakan tanah ditinjau dari model pergerakannya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Karakteristik gunung api |
Sifat atau ciri khas suatu gunung api ditinjau dari sifat erupsinya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Katalog gempa bumi |
Daerah yang memiliki potensi terhadap ancaman bahaya gempa bumi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kawah |
Kawah adalah lubang erupsi gunung api yang berdiameter lebih kecil atau sama dengan 2 km.
SNI Pembuatan Peta Geologi Gunung Api, SNI 13-4728-1998
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kawasan Rawan Bencana Gunung Api III |
Kawasan yang sangat
berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, lontaran batu pijar, guguran lava,
dan /atau gas beracun. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kawasan rawan bencana gempa bumi menengah |
Daerah yang berpotensi mengalami guncangan gempabumi dengan percepatan gempa bumi antara 0.20 sampai 0.25 gravitasi dan skala MMI antara VII sampai VIII.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kawasan rawan bencana gempa bumi menengah sampai tinggi |
Daerah yang berpotensi mengalami guncangan gempabumi dengan percepatan gempa bumi antara 0.25 sampai 0.30 gravitasi dan skala MMI antara VIII sampai IX.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kawasan rawan bencana gempa bumi rendah |
Daerah yang berpotensi mengalami guncangan gempabumi denganpercepatan gempa bumi antara 0.15 sampai 0.20 gravitasi dan skala MMI antara VI sampai VII.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kawasan rawan bencana gempa bumi sangat rendah |
Daerah yang berpotensi mengalami guncangan gempabumi dengan percepatan gempa bumi antara 0.05 sampai 0.15 gravitasi dan skala MMI antara V sampai VI.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kawasan rawan bencana gempa bumi tinggi |
Daerah yang berpotensi mengalami guncangan gempabumi dengan percepatan gempa bumi > 0.30 gravitasi dan atau intensitas IX MMI.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kawasan Rawan Bencana Gunung Api |
Kawasan Rawan Bencana Gunung Api adalah kawasan yang pernah terlanda atau diidentifikasikan berpotensi terancam bahaya letusan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kawasan rawan bencana gunung api dinyatakan dalam urut-urutan dari tingkat kerawanan rendah ke tingkat kerawanan tinggi; yaitu : kawasan Rawan Bencana I, Kawasan Rawan Bencana II, dan Kawasan Rawan Bencana III.
SNI Pembuatan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api, SNI 13-4689-1998
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kawasan Rawan Bencana Gunung Api I |
Kawasan yang berpotensi
terlanda lahar, tertimpa material jatuhan berupa hujan abu, dan/atau air dengan
keasaman tinggi. Apabila letusan membesar, kawasan ini berpotensi terlanda
perluasan awan panas dan tertimpa material jatuhan hujan abu lebat, serta
lontaran batu pijar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kawasan Rawan Bencana Gunung Api II |
Kawasan yang berpotensi
terlanda awan panas, aliran lava, lontaran batu pijar, guguran lava, hujan abu
lebat, hujan lumpur panas, aliran lahar, dan /atau gas beracun
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kawasan rawan encana gempa bumi diabaikan |
Daerah yang berpotensi mengalami guncangan gempabumi dengan percepatan gempa bumi kurang dari 0.05 gravitasi dan skala MMI kurang dari V.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kecepatan gerakan longsor |
Kecepatan bergeraknya tanah/ batuan selama terjadinya tanah longsor.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kedalaman gempa bumi |
Jarak antara episenter ke hiposenter, dinyatakan dalam kilometer.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kerakal |
Pecahan dari batuan dasar berdiameter 5 - 7.5 cm.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kerentanan |
Kecenderungan untuk terjadi/terkena.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kerentanan objek bencana |
Kondisi geografis, sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan menangani dampak tertentu.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kerikil |
Pecahan dari batuan dasar berdiameter 0.125 sampai 0.25 inchi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kerucut Cinder |
Kerucut Cinder adalah bukit kerucut berlereng curam dari fragmen piroklastik, seperti skoria, abu vulkanik, atau bukit kerucut yang telah dibangun di sekitar titik erupsi. Fragmen piroklastik dibentuk oleh letusan eksplosif atau jatuhan material lava dari titik erupsi tunggal, pada umumnya berbentuk silinder. Saat lava bermuatan gas dihembuskan dengan keras ke udara, material tersebut pecah menjadi fragmen kecil yang mengeras dan jatuh sebagai abu, atau scoria di sekitar ventilasi untuk membentuk kerucut yang berbentuk simetris; dengan kemiringan antara 30 dan 40°; dan bentuk hampir melingkar. Sebagian besar kerucut cinder memiliki kawah berbentuk mangkuk di puncaknya.
Poldervaart, A (1971). "Volcanicity and forms of extrusive bodies". In Green, J; Short, NM (eds.). Volcanic Landforms and Surface Features: A Photographic Atlas and Glossary. New York: Springer-Verlag. pp. 1–18. ISBN 978-3-642-65152-6.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kerusakan akibat tsunami |
Kerusakan lingkungan karena kejadian tsunami, berupa ;
(1). Pencemaran air permukaan dan air tanah yang disebabkan oleh terlepasnya material limbah dari kerusakan septik tank, saluran air kotor, tangki penimbunan bahan-bahan kimia, kontaminasi dari mayat manusia dan bangkai hewan. (2). Pencemaran udara berupa bau dan mikroorganisme patogen dari berbagai sumber. (3). Akumulasi limbah padat berupa kumpulan sampah dan runtuhan bangunan, batang pohon, dll. (4). Kerusakan ekosistem terumbu karang, mangrove, dan pantai. (5). Kerusakan lahan pertanian, tambak, hutan dan ekosistem daratan. (6). Kehilangan lahan, khususnya pada garis pantai dan lahan sekitarnya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Khuluk Gunung Api |
Kumpulan batuan/endapan yang dihasilkan oleh satu atau lebih titik erupsi yang membentuk satu tubuh gunung api dan lazimnya dapat dipetakan dengan skala 1:50.000 atau lebih besar.
https://www.iagi.or.id/wp-content/uploads/2012/04/Sandi-Stratigrafi-Indonesia-1996.pdf
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Koloid |
Batuan sedimen klastika yang sangat halus dengan ukuran butir kurang dari 0.001 mm.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kondisi air |
Kondisi curah hujan, mata air, air permukaan (saluran air, genangan air, sungai), air bawah tanah, kedalaman muka air tanah, kondisi bangunan saluran air (terkikis, putus, bocor, tersumbat) sebelum dan selama terjadinya bencana gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kondisi bencana gerakan tanah |
Penjelasan tentang kondisi gerakan tanah yang meliputi luas, posisi terhadap bukit (berada di lereng atas, tengah atau bawah) dan posisi permukiman terhadap lereng perbukitan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kondisi Darurat |
Suatu kondisi terjadinya bencana gerakan tanah yang tiba-tiba dan mengindikasikan timbulnya ancaman bagi masyarakat.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kondisi darurat gunung api |
Suatu
kondisi terjadinya gejala peningkatan kegiatan gunung api yang sangat cepat dan
mengindikasikan terjadinya erupsi yang menimbulkan ancaman bagi masyarakat atau
terjadi erupsi yang tidak diawali gejala awal yang jelas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kondisi penggunaan lahan |
Keadaan pemanfaatan lahan pada saat dilakukan pemeriksaan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Korban bencana gerakan tanah |
Korban yang ditimbulkan akibat kejadian gerakan tanah yang meliputi korban manusia, hewan ternak, rumah, bangunan, lahan pertanian, sarana dan prasarana lainnya yang hancur atau rusak.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kubah Lava |
Kubah Lava adalah tonjolan berbentuk gundukan melingkar yang dihasilkan dari erupsi ekstrusi lambat lava kental dari gunung api. Erupsi yang membentuk kubah sering terjadi, terutama di pengaturan batas lempeng konvergen. Sekitar 6% erupsi efusif di Bumi membentuk kubah lava. Bentuk kubah yang khas ini dikaitkan dengan viskositas tinggi yang menghambat lava mengalir sangat jauh. Viskositas tinggi ini dapat diperoleh dengan dua keadaan di dapur magma yaitu: dengan kadar silika yang tinggi dalam magma, atau dengan degassing magma cair.
Calder, Eliza S.; Lavallée, Yan; Kendrick, Jackie E.; Bernstein, Marc (2015). The Encyclopedia of Volcanoes. Elsevier. pp. 343–362. doi:10.1016/b978-0-12-385938-9.00018-3. ISBN 9780123859389.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lahar |
Lahar (berasal dari bahasa jawa) adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan campuran aliran air dan puing-puing material piroklastik. Lahar dapat terjadi pada aliran sungai normal (konsentrasi sedimen kurang dari 30%), aliran hiperkonsentrasi (konsentrasi sedimen antara 30 dan 60%), atau aliran debris (konsentrasi sedimen melebihi 60%). Perilaku aliran lahar selanjutnya dapat bervariasi dalam ruang dan waktu dalam satu peristiwa, karena perubahan suplai sedimen dan suplai air. Lahar dapat digambarkan sebagai 'primer' atau 'syn-erupsi', jika terjadi bersamaan dengan, atau dipicu oleh, aktivitas vulkanik primer. Lahar 'sekunder' atau 'pasca-erupsi' terjadi tanpa adanya aktivitas vulkanik primer, misalnya sebagai akibat dari curah hujan selama jeda dalam aktivitas atau selama dormansi gunung api.
Vallance, James W.; Iverson, Richard M. (2015-01-01), "Chapter 37 - Lahars and Their Deposits", in Sigurdsson, Haraldur (ed.), The Encyclopedia of Volcanoes (Second Edition), Amsterdam: Academic Press, pp. 649–664, ISBN 978-0-12-385938-9, retrieved 2021-03-26
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lahar hujan (sekunder) |
Aliran material berupa
campuran air hujan dan material lepas
berbagai ukuran yang berasal dari kegiatan gunung api. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lahar letusan (primer) |
Lahar yang terbentuk akibat
letusan pada gunung api berdanau kawah. Lahar letusan ini sangat berbahaya karena dapat
terjadi sewaktu-waktu bersamaan dengan letusan gunung api dan melanda daerah
pemukiman atau pertanian di sepanjang lembah aliran sungai yang dilaluinya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lanau anorganik |
Tanah berbutir halus yang terdiri dari fraksi-fraksi tanah mikroskopis yang mengembangkan plastisitas atau kohesi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lanau/batu lanau |
Batuan sedimen klastika yang mempunyai ukuran butir sekitar 0.006 – 0.2 mm.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lapilli |
Lapilli adalah klasifikasi ukuran tephra, yaitu material yang jatuh dari udara selama erupsi gunung api atau terbentuk dari beberapa tumbukan meteorit. Lapilli (tunggal: lapillus) adalah bahasa Latin untuk "batu kecil". Menurut definisi, ukuran diamater lapili berkisar dari 2 hingga 64 mm (0,08 hingga 2,52 in). Partikel piroklastik yang berdiameter lebih dari 64 mm dikenal sebagai bom vulkanik saat cair, atau blok vulkanik saat padat. Material piroklastik dengan partikel berdiameter kurang dari 2 mm disebut sebagai abu vulkanik. Lapili adalah 'droplet' lava cair atau semi-cair berbentuk bulat seperti tetesan air mata, halter, atau kancing yang dikeluarkan dari erupsi gunung api yang jatuh kepermukaan bumi saat masih setidaknya sebagian cair. Butiran ini tidak bersifat akresi, melainkan hasil langsung dari pendinginan batuan cair saat bergerak melalui udara.
Bron, K.A. (2010). "Accretionary and melt impactoclasts from the Tookoonooka impact event, Australia". In Reimold W.U. & Gibson R.L. (ed.). Large Meteorite Impacts and Planetary Evolution IV. Special Paper. 465. The Geological Society of America. p. 222. ISBN 978-0-8137-2465-2. Retrieved 22 May 2011.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Laporan akhir |
Laporan rinci yang dibuat berdasarkan analisis dan evaluasi hasil pemeriksaan lokasi bencana gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Laporan singkat |
Laporan yang memuat informasi secara singkat kejadian bencana gerakan tanah dibuat berdasar-kan analisis dan evaluasi hasil pemeriksaan di lapangan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Laterite |
Tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan beku yang kemudian larut dan tererosi secara kimiawi akibat temperatur dan curah hujan tinggi. Umumnya berwarna merah cerah sampai coklat.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lava |
Lava adalah magma yang dikeluarkan dari bagian dalam planet terestrial (seperti Bumi) atau bulan ke permukaannya. Lava dapat dikeluarkan melalui erupsi di gunung api atau melalui retakan di kerak bumi, di darat atau di bawah permukaan laut, biasanya pada suhu 800 - 1.200 °C (1.470 hingga 2.190 °F). Batuan vulkanik hasil pendinginan selanjutnya juga sering disebut lava. Lava berasal dari bahasa Italia dan mungkin juga berasal dari kata Latin "labes", yang berarti jatuh atau meluncur. Penggunaan istilah ini pertama kali digunakan ketika erupsi gunung api Vesuvius pada tahun 1737 yang ditulis oleh Francesco Serao. Serao menggambarkan "aliran berapi-api" sebagai analogi aliran air dan lumpur di sisi gunung api setelah terjadi erupsi.
Dictionary.reference.com. 1994-12-07. Retrieved 8 December 2013.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lava bantal |
Atau pillow lava adalah lava yang masuk ke dalam
lingkungan berair akan membentuk struktur seperti bantal.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lava bongkah |
Lava yang hancur akibat
kekar-kekar tidak beraturan menjadi batuan berbongkah bersegi banyak.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lava tali |
Lava yang berbentuk
seperti tali. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lava Tube |
Lava Tube terbentuk ketika aliran lava yang relatif cair mendingin di permukaan atas yang cukup untuk membentuk kerak. Di bawah kerak ini, yang terbuat dari batu an yang merupakan isolator yang sangat baik, lava dapat terus mengalir sebagai cairan. Ketika aliran ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, saluran lava dapat membentuk lubang seperti terowongan atau tabung lava, yang dapat mengalirkan batuan berfasa cair beberapa kilometer dari lubang tanpa pendinginan yang berarti. Seringkali tabung lava ini mengalir keluar setelah pasokan lava berhenti dan meninggalkan terowongan terbuka yang cukup panjang di dalam aliran lava.
Contoh tabung lava yang diketahui dari erupsi modern adalah Kīlauea, membentuk tabung lava yang signifikan, luas dan terbuka. Dari usia Tersier diketahui lava tube yang terdapat di Queensland Utara, Australia membentuk terowongan hingga 15 kilometer (9 mil).
Casq, R.A.F.; Wright, J.V. (1987). Volcanic Successions. Unwin Hyman Inc. p. 528. ISBN 978-0-04-552022-0.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lebar bidang longsor |
Lebar maksimum dari sisi ke sisi luar bidang longsor, tegak lurus panjangnya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lebar massa berpindah |
Lebar maksimum dari massa yang berpindah, tegak lurus panjangnya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lembah gelombang |
Simpangan gelombang ke bawah terbesar yang terekam seismometer.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lempung/ batu lempung |
Batuan sedimen klastika yang ukuran butirnya sangat halus, kurang dari 0.002 mm.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Litosfer |
Bagian atas bumi yang terdiri dari kerak dan sebagian selubung.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Loess |
Endapan lanau dengan butiran seragam yang terbentuk oleh pengaruh angin.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lokasi bencana gerakan tanah |
Lokasi yang terlanda bencana gerakan tanah yang berisi informasi: nama kampung/dusun, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan propinsi tempat terjadinya bencana gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Longsoran berurutan |
Deretan dari sejumlah longsoran rotasional dangkal yang terjadi secara berurutan pada lereng retak-retak.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Longsoran gunung api |
Peristiwa
longsornya tubuh gunung api yang terjadi bersamaan dengan letusan gunung api, sehingga dapat mengakibatkan
kehancuran pada daerah landaannya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lontaran batu |
Pecahan batuan gunung api, berupa bom gunung api atau bongkah batu gunung api yang dilontarkan pada saat gunung api meletus.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Maar |
Maar adalah tubuh gunung api yang terbentuk akibat erupsi freatik.
SNI Pembuatan Peta Geologi Gunung Api, SNI 13-4728-1998
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Magma |
Magma (dari bahasa Yunani Kuno (mágma) yang berarti 'sapu tebal') adalah bahan alami berfase cair atau semi cair yang merupakan asal muasal semua batuan yang terbentuk di permukaan planet tersetrial. Magma ditemukan di bawah permukaan bumi, dan bukti magmatisme juga telah ditemukan di planet terestrial lain dan beberapa satelit alami planet. Selain batuan berfase cair, magma juga mengandung kristal tersuspensi dan gelembung gas. Magma kadang-kadang ditemukan selama pengeboran di ladang panas bumi, termasuk pengeboran di Hawaii yang menembus tubuh magma berjenis dasit pada kedalaman 2.488 m (8.163 kaki). Suhu magma ini diperkirakan mencapai 1.050 °C (1.920 °F). Suhu magma yang lebih dalamdi perthitungkan dari perhitungan teoritis dan gradien panas bumi.
Merriam-Webster Dictionary. Merriam-Webster. Retrieved 28 October 2018.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Magma Chamber |
Magma Chamber atau dapur magma adalah ruangan besar tempat terakumulasinya batuan berfasa cair di bawah permukaan bumi. Batuan berfasa cair atau magma di dapur magma mempunyai fasa yang lebih cair daripada batuan di sekitarnya yang menghasilkan gaya apung pada magma yang cenderung mendorongnya ke atas. Jika magma menemukan jalan ke permukaan, maka hasilnya adalah letusan gunung api; akibatnya, banyak gunung api terletak di atas dapur magma. Dapur magma ini sulit dideteksi jauh di dalam Bumi, dan oleh karena itu sebagian besar yang diketahui berada dekat dengan permukaan biasanya terdeteksi antara 1 km dan 10 km ke bawah.
Philpotts, Anthony R.; Ague, Jay J. (2009). Principles of igneous and metamorphic petrology (2nd ed.). Cambridge, UK: Cambridge University Press. pp. 28–32. ISBN 9780521880060
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Magnituda gempa bumi |
Banyaknya energi yang dilepaskan pada suatu gempa bumi yang tergambar dalam besarnya gelombang seismik di episenter. Besarnya gelombang ini tercermin dalam besarnya garis bergelombang pada seismogram.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mahkota |
Lokasi di bagian atas dari zona longsor yang terletak di atas scarp utama.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Manggala Gunung Api |
Satuan stratigrafi gunung api yang mencakup sebaran batuan/endapan hasil letusan-letusan gunung api yang mempunyai lebih dari satu kaldera pada satu atau lebih tubuh gunung api. Manggala Gunung Api harus mempunyai lebih dari satu Bregada Gunung Api dan lazimnya dapat dipetakan dalam skala 1:100.000 atau lebih besar.
https://www.iagi.or.id/wp-content/uploads/2012/04/Sandi-Stratigrafi-Indonesia-1996.pdf
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mantel |
Lapisan bumi di bawah kerak bumi, hingga kedalaman 2900 km.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mantle |
Mantle atau Mantel adalah lapisan di dalam tubuh planet yang dibatasi di bawah oleh inti dan di atas oleh kerak. Mantel terbuat dari batu atau es, dan umumnya merupakan lapisan terbesar dan paling masif dari tubuh planet. Mantel adalah karakteristik benda planet yang telah mengalami diferensiasi berdasarkan kepadatan. Semua planet terestrial (termasuk Bumi), sejumlah asteroid, dan beberapa bulan planet memiliki mantel. Mantel bumi adalah lapisan batuan silikat antara kerak dan inti luar. Massanya 4,01 × 1024 kg adalah 67% massa Bumi. Mantel memiliki ketebalan 2.900 kilometer (1.800 mil) yang membentuk sekitar 84% dari volume Bumi. Mantel didominasi oleh fase padat tetapi dalam waktu geologi berperilaku sebagai cairan kental. Pencairan sebagian mantel di pegunungan tengah samudra menghasilkan kerak samudra, dan pencairan sebagian mantel di zona subduksi menghasilkan kerak benua.
"What is the Earth's Mantle Made Of – Universe Today". Universe Today. 2016-03-26. Retrieved 2018-11-24.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Masa ambles |
Volume masa yang berpindah dari yang menutup bidang longsor, dan berada di bawah permukaan tanah asli.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mata air |
Pelepasan air tanah yang tampak di permukaan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Material pindahan |
Material yang berpindah dari tempat asalnya oleh gerakan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Melange |
Campuran, yaitu massa batuan yang merupakan produk geo tektonik terdiri dari campuran blok batuan kuat dengan ukuran bervariasi, terwujud dalam matriks tanah yang lemah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mengantisipasi |
Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan akan terjadinya suatu peristiwa.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mitigasi bencana gempa bumi |
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana gempa bumi, baik melaluim pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana gempa bumi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mitigasi bencana gerakan tanah |
Serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana gerakan tanah, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mitigasi bencana gunung api |
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana erupsi gunung api.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mofet |
Mofet adalah titik hembusan gas gunung api yang bersifat beracun, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Konsentrasi gas beracun ini dapat meningkat pada celah, lembah, atau zone depresi pada saat mendung, berkabut, hujan yang tidak disertai angin.
SNI Pembuatan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api, SNI 13-4689-1998
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Monitoring gunung api |
Upaya pengamatan aktifitas gunung api melalui metoda pengamatan baik secara visual maupun instrumental.
Istilah lain: pemantauan gunung api; pengamatan gunung api |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Muck |
Lapisan tipis campuran tanah berair dengan material organik.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mud pool |
Salah satu bentuk mata air panas atau fumarol yang mengandung air serta menghasilkan bualan air di kolam yang didominasi oleh lumpur dan lempung. Istilah lainnya adalah mudpot; mud volcano
https://openei.org/wiki/Mudpots,_Mud_Pools,_or_Mud_Volcanoes
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mudflow |
Mudflow atau aliran lumpur adalah bentuk pengikisan massal yang melibatkan aliran puing-puing dengan kecepatan tinggi yang telah menjadi sebagian atau seluruhnya tercampur dengan penambahan sejumlah besar air ke bahan sumber. Aliran lumpur mengandung proporsi besar butir sangat halus yang signifikan yang membuatnya lebih cair daripada aliran puing. Mudflow dapat melakukan perjalanan lebih jauh dan melintasi sudut kemiringan yang lebih rendah. Kedua jenis aliran tersebut umumnya merupakan campuran dari berbagai jenis bahan dengan ukuran yang berbeda, yang biasanya diurutkan berdasarkan ukuran pada saat pengendapan
Iverson RM, Reid ME, LaHusen RG. Debris-flow mobilization from landslides. Annual Review of Earth and Planetary Sciences. 1997 May;25(1):85-138.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Multi-component Gas Analyzer System (Multi-GAS) |
Instrumen pengukuran in-situ gas vulkanik, seperti CO22, SO2, H2S yang dilengkapi dengan sensor tekanan dan kelembaban.
Di Napoli R, Aiuppa A, Allard P. First Multi-GAS based characterisation of the Boiling Lake volcanic gas (Dominica, Lesser Antilles). Ann. Geophys. [Internet]. 2014Jan.13 [cited 2021Nov.6];56(5):S0559. Available from: https://www.annalsofgeophysics.eu/index.php/annals/article/view/6277
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mw |
Moment magnitude, salah satu skala magnitudo yang menggambarkan besarnya emnergi yang dilepaskan selama gempa bumi, mulai dari awal sumber gempabumi bergerak hingga berhenti.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nilai Ambang Batas (NAB) |
Standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nilai Ambang Batas kadar tertinggi yang diperkenankan (ktd) |
Kadar zat kimia di udara
yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nilai Ambang Batas paparan singkat yang diperkenankan (psd) |
Kadar zat kimia di udara
tempat kerja yang tidak boleh dilampaui, agar tenaga kerja yang terpapar pada
periode singkat yaitu tidak lebih dari 15 menit, masih dapat menerimanya tanpa
mengakibatkan iritasi, kerusakan jaringan tubuh, maupun terbius. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Objek bencana gerakan tanah |
Manusia, harta benda dan lingkungannya dalam kawasan rawan bencana gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Objek bencana gunung api |
Manusia, harta benda, dan
lingkungannya dalam kawasan rawan bencana gunung api.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Obsidian |
Obsidian (/ˌɒbˈsɪdiən/; /əb-/) adalah gelas vulkanik alami yang terbentuk ketika magma yang dikeluarkan dari gunung api mendingin dengan cepat dengan pertumbuhan kristal yang minimal. Obsidian termasuk ke dalam batuan beku.
Obsidian dihasilkan dari lava felsic, kaya akan unsur-unsur ringan seperti silikon, oksigen, aluminium, natrium, dan kalium. Pada umumnya obsidian ditemukan dalam margin aliran lava riolitik yang dikenal sebagai aliran obsidian. Aliran ini memiliki kandungan silika yang tinggi, memberikan mereka viskositas tinggi. Viskositas tinggi menghambat difusi atom melalui lava, yang menghambat langkah pertama (nukleasi) dalam pembentukan kristal mineral. Bersama dengan pendinginan yang cepat, ini menghasilkan gelas alami yang terbentuk dari lava.
Obsidian pada umumnya berdifat keras, rapuh, dan amorf. Pada masa lalu, digunakan untuk pembuatan alat potong dan tindik, dan telah digunakan secara eksperimental sebagai pisau bedah.
Ericson, J.E.; Makishima, A.; Mackenzie, J.D.; Berger, R. (January 1975). "Chemical and physical properties of obsidian: a naturally occurring glass". Journal of Non-Crystalline Solids. 17 (1): 129–142. Bibcode:1975JNCS...17..129E. doi:10.1016/0022-3093(75)90120-9
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Outgassing |
Lepasnya gas-gas vulkanik ke atmosfer
Cassidy, M., Manga, M., Cashman, K. et al. Controls on explosive-effusive volcanic eruption styles. Nat Commun 9, 2839 (2018). https://doi.org/10.1038/s41467-018-05293-3
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Panjang bidang longsor |
Jarak minimum dari ujung kaki bidang longsor ke mahkota.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Panjang massa berpindah |
Jarak minimum dari ujung kaki bawah ke puncak longsoran.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Panjang total gerakan tanah |
Jarak minimum dari ujung bawah longsoran ke mahkotanya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pantai rawan tsunami |
Pantai yang berhadapan langsung dengan sumber gempa bumi dengan kondisi:
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Parameter gempa bumi |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Parameter tsunami |
Tinggi tsunami, tinggi gelombang tsunami maksimum diukur dari muka air laut saat tsunami terjadi, diukur di garis pantai (Matsutomi, dkk., 2010). Tinggi run-up, titik elevasi tertinggi di daratan yang dapat dicapai oleh gelombang tsunami (www.coastal.jp) atau ketinggian air di darat, diukur dari muka air laut (http://walrus.wr.usgs.gov). Tinggi landaan, jarak vertikal di suatu titik tertentu, diukur dari muka air laut hingga kedalaman indundasi (kedalaman inundasi+elevasi) (Matsutomi, dkk., 2010). Kedalaman inundasi, ketinggian gelombang tsunami di darat diukur terhadap permukaan tanah (Matsutomi, dkk., 2010). Jarak landaan, jarak horizontal maksimum yang dapat dicapai oleh gelombang tsunami yang diukur dari garis pantai (www.tsunami.incois.gov.in). Daerah landaan, daerah yang terlanda gelombang tsunami. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pasir |
Butiran yang dapat dilihat oleh mata tetapi ukurannya kurang dari 2 mm; pasir kasar
ukuran diameter butir 0.6 – 2 mm; pasir sedang 0.2 – 0.6; pasir halus 0.06 – 0.2 mm. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Passive Degassing |
Pelepasan gas vulkanik pada saat kondisi gunung api tenang
G. Tamburello, A. Aiuppa, E.P. Kantzas, A.J.S. McGonigle, M. Ripepe (2012)
Passive vs. active degassing modes at an open-vent volcano (Stromboli, Italy),
Earth and Planetary Science Letters 359–360, 106-116
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Patahan (sesar) geser |
Patahan batuan yang memperlihatkan gerak relatif antar-blok ke arah horizontal.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Patahan (sesar) naik |
Patahan memperlihatkan gerak hanging-wall relatif naik terhadap foot wall.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Patahan (sesar) turun |
Patahan memperlihatkan gerak hanging-wall relatif turun terhadap foot wall.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pelulukan |
Berkurangnya kekuatan dan kepadatan tanah akibat guncangan gempabumi. Tanah yang kehilangan ikatan antar-butir akan menyembur ke luar melalui retakan di permukaan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemantauan |
Pekerjaan dalam mengumpulkan data yang dilakukan secara terus menerus.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemantauan Deformasi |
Pemantauan yang dilakukan untuk mengetahui perubahan permukaan tanah yang diakibatkan oleh intrusi magma yang mendorong batuan di sekitarnya sehingga dapat diketahui lokasi, volume, bentuk kantong magma, dengan pengukuran secara langsung di lapangan menggunakan GPS, EDM, Tilt maupun secara extra terestrial (satelit dan UAV).
Buku Pemantauan Gunungapi di Indonesia
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemantauan Geokimia |
Pemantauan peningkatan aktivitas vulkanik dengan menganalisis perubahan emisi gas vulkanik maupun air dari danau kawah dengan pengukuran langsung di lapangan atau dari satelit untuk mengetahui perubahan komposisi kimianya.
Buku Pemantauan Gunungapi di Indonesia
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemantauan Seismik |
Pemantauan kegempaan menggunakan peralatan seismometer untuk memonitoring gempa-gempa yang terjadi yang kemudian di analisis untuk memperkirakan penampang geologi, perbedaan pelapisan batuan, lipatan atau jenis struktur lainnya.
Buku Pemantauan Gunungapi di Indonesia
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemantauan Suhu |
Pemantauan perubahan suhu fumarola dan/atau solfatara disekitar kawah gunung api menggunakan peralatan termometer, termokopel dan satelit.
Buku Pemantauan Gunungapi di Indonesia
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemantauan Visual |
Pemantauan fenomena gunung api dengan panca indera manusia, seperti melihat langsung perubahan kepulan asap, munculnya kubah lava, adanya bau belerang menyengat dan lain-lain
Buku Pemantauan Gunungapi di Indonesia
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemantauan wilayah rawan tsunami |
Kegiatan memantau perkembangan pemukiman dan aktivitas manusia pada wilayah rawan tsunami.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemekaran lantai samudera |
Gerak lantai samudera yang saling menjauh, dimulai dari rekahan tempat keluarnya magma di tengah samudera.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemeriksaan |
Pekerjaan untuk mengetahui (mempelajari, mencari pengetahuan, dan menelaah) suatu peristiwa.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemeriksaan bencana tsunami |
Kegiatan pemeriksaan setelah terjadi bencana tsunami yang bertujuan memberikan rekomendasi teknis penanganan bencana tsunami.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemeriksaan lokasi bencana gerakan tanah |
Tahapan penyelidikan guna mengetahui dimensi, penyebab, akibat, dan mekanisme cara penanggulangan bencana gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemetaan |
Proses tata cara membuat peta.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemetaan kawasan rawan bencana gempa bumi |
Kegiatan survei untuk pembuatan peta yang memuat informasi tingkatan potensi bahaya gempa bumi suatu wilayah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemetaan zona kerawanan tsunami |
Pemetaan untuk membagi wilayah pesisir menjadi zona kerawanan tinggi, zona kerawanan menengah dan zona kerawanan rendah. Pembuatan peta ini disarakan pada parameter : morfologi pantai, posisi pantai terhadap sumber gempa bumi, bathymetri wilayah pantai hingga sumber gempa bumi, sumber gempa bumi, sejarah runup kejadian tsunami masa lalu dan tata guna lahan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penataan wilayah pantai |
Penataan pantai yang berdasarkan aspek kebencanaan tsunami.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pendidikan dan latihan |
Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan dini bagi masyarakat yang bermukim di wilayah rawan tsunami tentang mitigasi bencana tsunami.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengamat Gunung Api |
Pelaksana teknis yang mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan pengamatan kegiatan gunung api secara menerus di pos pengamatan gunung api dan memberikan pelayanan jasa terbatas di wilayah masing-masing.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penginderaan Jauh |
Ilmu, teknologi, dan seni untuk memperoleh informasi fisis tentang obyek, daerah, atau gejala melalui proses perekaman, pengukuran, pengukuran, dan interpretasi citra dan direpresentasikan oleh pola energi yang diperoleh dari suatu sistem tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau gejala yang dikaji.
Saepuloh, A. (2019): Prinsip dan Aplikasi Penginderaan Jauh Geologi Gunung Api: Pendekatan Fisis dan Observasi geologi Lapangan, ITB Press, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengurangan risiko bencana gerakan tanah |
Serangkaian upaya untuk mengurangi dampak yang diakibatkan oleh bencana gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengurangan risiko bencana gunung api |
Suatu upaya mengurangi
risiko bencana erupsi gunung api di dalam kawasan rawan bencana. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penyebab terjadinya tsunami |
Gempa bumi, contoh: tsunami di NTB tahun 1977, Flores tahun 1992, Banyuwangi tahun 1994, Biak tahun 1996 dan terakhir di Aceh tahun 2004. Letusan gunung api, contoh: tsunami di Selat Sunda akibat letusan gunung api Krakatau tahun 1883, 2018. Longsoran, contoh: tsunami di Teluk Lituya, Alaska tahun 1958, Flores tahun 1992. Jatuhan meteorit, contoh di Teluk Meksiko, 65 juta tahun yang lalu (http://www.tulane.edu). Sebab lain, contoh uji nuklir AS di Kep. Marshall tahun 1940-an dan 1950-an (http://www.tulane.edu). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penyelidikan tsunami |
Survey untuk mendapatkan data-data kejadian tsunami masa lampau (paleotsunami), sehingga dapat menjadi acuan dalam pembuatan peta zona rawan tsunami.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penyuluhan/diseminasi |
Kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan dini bagi masyarakat yang bermukim di wilayah rawan tsunami tentang mitigasi bencana tsunami.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peringatan dini gerakan tanah |
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat melalui pemerintah daerah dan instansi terkait tentang kemungkinan terjadinya bencana gerakan tanah pada suatu tempat oleh Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Perkembangan gerakan tanah |
Potensi terjadinya gerakan tanah susulan, arah gerakan tanah susulan beserta dampaknya, daerah yang aman dan tidak aman terhadap gerakan tanah susulan serta kelayakan permukiman/sarana prasarana dari ancaman bencana gerakan tanah susulan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Permukaan pemisah |
Permukaan tanah asli yang sekarang tertutup kaki longsoran.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Permukaan tanah asli |
Permukaan dari lereng sebelum longsoran terjadi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peta |
Bentuk ungkapan data, informasi menyeluruh secara visual, baik unsur alam maupun buatan dan planimetris keadaan muka bumi dengan batasan sesuai dengan skala dan proyeksi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peta Geologi Gunung Api |
Peta Geologi Gunung Api adalah peta yang menyajikan bentuk ungkapan data dan informasi geologi yang memuat informasi jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, gejala kenampakan panas bumi, dan sumber daya mineral yang secara keseluruhan menggambarkan evolusi/periode kegiatan gunung api tersebut.
SNI Penyusunan Peta Geologi Gunung Api, SNI 13-4728-1998
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peta kawasan rawan bencana gempa bumi |
Peta yang memuat informasi tingkatan potensi ancaman bencana gempa bumi suatu wilayah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api |
Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api adalah peta petunjuk tingkat kerawanan bencana suatu daerah apabila terjadi letusan/kegiatan gunung api. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api menjelaskan tentang jenis dan sifat bahaya gunung api, daerah rawan bencana, arah/jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana. Peta ini disajikan dalam bentuk gambar dengan warna dan simbol. Penjelasan dimuat dalam bentuk keterangan pinggir.
SNI Pembuatan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api, SNI 13-4689-1998
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peta landaan |
Peta yang menggambarkan garis batas maksimum keterpaparan ancaman pada suatu daerah berdasarkan perhitungan tertentu.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peta risiko bencana gempa bumi |
Peta yang menunjukkan tingkat risiko suatu zona objek bencana terhadap ancaman bencana gempa bumi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peta risiko bencana gerakan tanah |
Peta yang menunjukkan tingkat risiko suatu zona objek bencana terhadap ancaman bencana gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peta risiko bencana gunung api |
Peta yang menunjukkan
tingkat risiko suatu objek bencana terhadap ancaman erupsi gunung api. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peta rupa bumi |
Peta dasar yang memberikan informasi secara khusus untuk wilayah darat.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peta zona kerentanan gerakan tanah |
Peta yang memberikan informasi visual tingkat kecenderungan suatu kawasan untuk dapat terjadi gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
pH |
Derajat
keasaman suatu larutan yang merupakan fungsi dari Konstanta Disosiasi Air.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Phreatomagmatic |
Phreatomagmatic atau erupsi freatomagmatik adalah erupsi gunung api yang dihasilkan dari interaksi antara magma dan air. Erupsi ini berbeda dari erupsi magmatik dan erupsi freatik. Tidak seperti letusan freatik, produk letusan freatomagmatik mengandung magma klastik. Pada umumnya eruupsi eksplosif besar memiliki komponen magmatik dan freatomagmatik.
Clarke, Hilary; Troll, Valentin R.; Carracedo, Juan Carlos (2009-03-10). "Phreatomagmatic to Strombolian eruptive activity of basaltic cinder cones: Montaña Los Erales, Tenerife, Canary Islands". Journal of Volcanology and Geothermal Research. Models and products of mafic explosive activity. 180 (2): 225–245. Bibcode:2009JVGR..180..225C. doi:10.1016/j.jvolgeores.2008.11.014. ISSN 0377-0273
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Piroklastik |
Piroklastik (berasal dari bahasa Yunani: , "Pyro"yang berarti api; dan , "Clastic" yang berarti pecah) adalah material klastik yang tersusun dari fragmen batuan yang dihasilkan dan dikeluarkan oleh erupsi gunung api yang bersifat eksplosif. Fragmen batuan individu dikenal sebagai piroklast. Batuan piroklastik merupakan salah satu jenis endapan vulkaniklastik, yaitu endapan yang didominasi oleh partikel vulkanik.
Branney, M.J., Brown, R.J. and Calder, E. (2020) Pyroclastic Rocks. In: Elias, S. and Alderton D. (eds) Encyclopedia of Geology. 2nd Edition. Elsevier. ISBN 9780081029084
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Plume |
Plume atau kolom letusan atau gumpalan awan erupsi adalah awan berkomposisi abu bersuhu sangat tinggi yang terdiri dari tephra yang tersuspensi dalam gas yang dikeluarkan selama erupsi gunung api eksplosif. Bahan vulkanik membentuk kolom vertikal atau gumpalan yang dapat naik mencapai beberapa kilometer ke udara di atas pusat erupsi gunung api. Dalam letusan paling eksplosif, kolom letusan dapat naik lebih dari 40 km (25 mil), menembus stratosfer. Injeksi aerosol stratosfer oleh gunung api adalah penyebab utama perubahan iklim jangka pendek.
Kejadian umum dalam letusan eksplosif adalah keruntuhan kolom ketika kolom letusan menjadi atau menjadi terlalu padat untuk diangkat tinggi ke langit oleh konveksi udara, dan jatuh ke lereng gunung api untuk membentuk aliran piroklastik . Pada beberapa kesempatan, jika materialnya tidak cukup padat untuk jatuh dapat menciptakan awan pyrocumulonimbus.
Mitchell Roth; Rick Guritz (July 1995). "Visualization of Volcanic ash clouds". IEEE Computer Graphics and Applications. 15 (4): 34–39. doi:10.1109/38.391488
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Polarisasi HH |
Tipe
polarisasi yang mengirim dan menerima sinyal horizontal
Giuli D. (1986): Polarization diversity in RADAR. IEEE, 74(2), 245-269.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Polarisasi HV |
Tipe
polarisasi yang mengirim sinyal horizontal dan menerima sinyal vertikal
Giuli D. (1986): Polarization diversity in RADAR. IEEE, 74(2), 245-269.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Polarisasi VH |
Tipe
polarisasi yang mengirim sinyal vertikal dan menerima sinyal horizontal
Giuli D. (1986): Polarization diversity in RADAR. IEEE, 74(2), 245-269.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Polarisasi VV |
Tipe
polarisasi yang mengirim dan menerima sinyal vertikal
Giuli D. (1986): Polarization diversity in RADAR. IEEE, 74(2), 245-269.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Potensi risiko bencana |
Kemungkinan terjadinya kerugian
yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman,
mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Preparasi |
Kegiatan persiapan yang
dilakukan sebelum pelaksanaan pemeriksaan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Presisi |
Tingkat kedekatan nilai hasil ukuran/hitungan satu
terhadap yang lainnya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pumice |
Pumice atau batu apung ( /ˈpʌmɪs/), disebut pumicite dalam bentuk bubuk atau debu, adalah batuan vulkanik yang terdiri dari gelas vulkanik bertekstur kasar yang sangat vesikular dan mengandung kristal. Pada berwarna terang. Scoria adalah batuan vulkanik vesikular lain yang berbeda dari batu apung memiliki vesikel yang lebih besar, dinding vesikel yang lebih tebal dan berwarna gelap dan lebih padat. Batu apung terbentuk ketika batu yang sangat panas dan bertekanan tinggi dilontarkan dengan cara energetik dari gunung api. Konfigurasi berbusa yang tidak biasa dari batu apung terjadi karena pendinginan yang cepat secara simultan dan depressurisasi yang cepat. Depressurization menciptakan gelembung dengan menurunkan kelarutan gas (termasuk air dan CO2) yang larut dalam lava, menyebabkan gas cepat larut (seperti gelembung CO2 yang muncul ketika minuman berkarbonasi dibuka). Pendinginan simultan dan depressurization membekukan gelembung dalam matriks.
Jackson, J.A., J. Mehl, and K. Neuendorf (2005) Glossary of Geology American Geological Institute, Alexandria, Virginia. 800 pp. ISBN 0-922152-76-4
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Puncak |
Titik tertinggi pada bagian kontak antara material yang tidak bergerak dengan scarp utama.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Puncak gelombang |
Simpanan gelombang ke atas terbesar yang terekam seismometer.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pyroclastic surge |
Atau piroklastik surge adalah suatu campuran dari bahan
padat dan gas, mempunyai rapat massa rendah dan bergerak dengan kecepatan
tinggi secara turbulen di atas permukaan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rayapan |
Gerakan tanah atau batuan pembentuk lereng yang kurang lebih kontinyu dalam arah tertentu , terdiri dari : rayapan translasional, rotasional dan rayapan umum.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rayapan musiman |
Rayapan yang tidak terus menerus. Disebabkan oleh temperatur lapisan tanah permukaan, terutama terjadi di dalam tanah lempungan dan lanauan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Referens |
Titik ukur yang dianggap tetap.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Reflektor |
Cermin prisma untuk memantulkan sinar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rehabilitasi |
Usaha-usaha untuk mengembalikan fungsi sarana dan prasarana.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rekahan |
Bukaan tanah yang merupakan gejala awal terjadinya gerakan tanah, dan dapat terjadi pada hampir semua jenis gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rekomendasi teknis |
Saran teknis yang dapat dilakukan sebelum ataupun setelah kejadian. Sebelum kejadian dilakukan kegiatan penyelidikan, pemantauan maupun pemetaan, sedangkan setelah kejadian berdasarkan hasil pemetaan landaan dan ketinggian tsunami. Rekomendasi teknis ini diberikan sebagai salah satu dasar pada upaya penataan dan pengembangan wilayah pesisir.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rekomendasi teknis penanggulangan |
Saran dan upaya mengurangi, meniadakan, merehabilitasi korban bencana gerakan tanah
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rekonstruksi |
Usaha-usaha untuk membangun kembali sarana prasarana di tempat semula atau di tempat yang baru, sesuai dengan rekomendasi para ahli.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Resolusi radiometrik |
Kemampuan
sensor dalam mencatat respon spektral objek. Kemampuan sensor ini secara
langsung dikaitkan dengan kemampuan mengubah intensitas pantulan atau pancaran
spektral menjadi angka digital (Digital Number) yang dinyatakan dalam bit.
Oktaviani, A. dan Yarjohan (2016): Perbandingan resolusi spasial, temporal, dan radiometrik serta kendalanya, Jurnal Enggano 1(2): 74 – 79.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Resolusi spasial |
Ukuran
terkecil obyek di lapangan yang dapat terekam pada data digital maupun pada
citra. Pada data digital, resolusi di lapangan dinyatakan dalam piksel. Semakin
kecil ukuran terkecil yang dapat direkam oleh suatu sistem sensor, maka semakin
baik sensor tersebut dalam menyajikan data dan informasi yang semakin rinci.
Oktaviani, A. dan Yarjohan (2016): Perbandingan resolusi spasial, temporal, dan radiometrik serta kendalanya, Jurnal Enggano 1(2): 74 – 79.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Resolusi temporal |
Frekuensi
perekaman ulang kembali ke daerah yang sama pada rentang waktu tertentu.
Rentang waktu perulangan ke asal daerah yang sama dinyatakan dalam jam atau
hari.
Oktaviani, A. dan Yarjohan (2016): Perbandingan resolusi spasial, temporal, dan radiometrik serta kendalanya, Jurnal Enggano 1(2): 74 – 79.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rhyolite |
Atau riolit. Batuan beku luar yang
bersifat asam dengan kandungan SiO2 sekitar : 65 - 75 %.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Risiko bencana gerakan tanah |
Potensi kerugian yang disebabkan oleh ancaman bahaya gerakan tanah pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat mengakibatkan korban jiwa, luka, sakit, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Robohan |
Gerakan material roboh dan biasanya pada lereng batuan yang sangat terjal sampai tegak yang mempunyai bidang-bidang ketidakmenerusan yang relatif vertikal.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rover |
Titik ukur yang dianggap berubah. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sampel |
Atau conto adalah contoh (gas, cairan,
padatan) yang diambil dari lapangan untuk dianalisis.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Saprolit |
Zona yang terdiri dari batuan dasar yang lapuk sempurna (total) yang mengandung material seperti tanah, tapi tetap bertahan pada susunan batuan aslinya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Scarp mayor atau scarp utama |
Permukaan miring tajam pada zona tanah yang tidak terganggu oleh longsoran, yang terletak di ujung atas longsoran.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Scrap minor |
Permukaan miring tajam pada material yang bergerak yang terbentuk akibat perbedaan gerakan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sebaran lateral |
Longsoran translasional dengan kombinasi dari meluasnya massa tanah dan turunnya massa batuan terpecah-pecah ke dalam material lunak di bawahnya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Seismograf |
Sistem peralatan kecepatan gerak partikel batuan yang terdiri dari alat pencatat (sensor) dan alat perekam.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Seismogram |
Hasil rekaman alat perekam seismograf, dapat berupa gambar atau data digital.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Seismometer |
Alat untuk mendeteksi kecepatan/arah/percepatan/ getaran partikel pada seismograf.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sejarah letusan |
Kejadian erupsi yang pernah
tercatat oleh manusia.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sensor aktif |
Sensor
yang menghasilkan sumber energinya sendiri.
Saepuloh, A. (2019): Prinsip dan Aplikasi Penginderaan Jauh Geologi Gunung Api: Pendekatan Fisis dan Observasi geologi Lapangan, ITB Press, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sensor pasif |
Sensor
dengan sumber energi berasal dari luar sensor, seperti penggunaan energi
matahari atau sumber panas lainnya
Saepuloh, A. (2019): Prinsip dan Aplikasi Penginderaan Jauh Geologi Gunung Api: Pendekatan Fisis dan Observasi geologi Lapangan, ITB Press, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Serpih |
Batuan sedimen berbutir halus yang terbentuk dari memadatnya atau tersementasinya
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Serpih terlaminasi |
Batuan sedimen dari material berbutir halus yang terlaminasi atau susunannya berlapis-lapis.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sesar |
Rekahan yang telah mengalami pergerakan baik berupa geseran, naik atau turun.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sesar gempa bumi |
Patahan batuan yang diakibatkan kejadian gempa bumi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Siklus vulkanik |
Istilah umum untuk menggambarkan
periode kenaikan aktivitas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sipat datar |
Atau levelling adalah pengukuran jarak dengan menggunakan prinsip pembacaan rambu ukur.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sisi luar |
Zona material yang berdekatan dengan sisi luar bidang longsor.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sistem peringatan dini gunung api |
Serangkaian kegiatan
pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat melalui pemerintah
daerah tentang kemungkinan terjadinya bencana gunung api pada suatu tempat oleh
Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala |
Perbandingan ukuran suatu objek terhadap objek lain.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala intensitas tsunami |
Menggambarkan tinggi gelombang di darat dan tingkat kerusakan yang diakibatkannya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala Magnituda Gempa bumi |
Cerminan kekuatan gempa bumi, dihitung berdasarkan energi dari gempa bumi, sehingga hanya ada satu harga magnituda untuk setiap terjadinya suatu gempa bumi. Contoh: Mw, Mb, Ms, ML
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala MMI (Modified Mercally Intensity) |
Skala MMI (Modified Mercally Intensity) dicetuskan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. MMI digunakan untuk mengukur seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa. Tidak ada cara penghitungan karena ukuran ini ditentukan berdasar hasil pengamatan dari orang yang mengalami atau melihat gempa. Karena dihitung berdasar pengamatan, skala MMI ini tidak sama di setiap tempat. Lokasi yang dekat dengan episentrum (pusat gempa) harusnya memiliki skala MMI yang besar.
http://inatews2.bmkg.go.id/new/mmi.php
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala peta |
Angka perbandingan antara jarak dalam suatu informasi geospasial dengan jarak sebenarnya di muka bumi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala Richter |
Salah satu besaran dalam skala kekuatan gempa bumi yang ditemukan oleh Charles Richter.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Solfatara |
Solfatara secara umum dapat diartikan sebagai hembusan gas gunung api terutama belerang. Istilah ini berasall dari Italia: Solfatara yang berarti kawah vulkanik dangkal di Pozzuoli, dekat Napoli, bagian dari area vulkanik Phlegraean Fields (Italia: Campi Flegrei). Gunung api ini dalam fase istirahat yang masih menghembuskan semburan uap dengan asap belerang. Nama ini berasal dari bahasa Latin, Sulpha terra, "tanah belerang", atau "tanah belerang". Fenomena ini terbentuk sekitar 4000 tahun yang lalu di gunung api yang terakhir meletus pada 1198 berupa letusan freatik - letusan eksplosif yang didorong oleh uap yang disebabkan ketika air tanah berinteraksi dengan magma.
Kilburn, Chris; McGuire, Bill (2001). Italian Volcanoes (Classic Geology in Europe 1). Terra Publishing. pp. 174 pp. ISBN 1-903544-04-1.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SOP Tingkat Aktivitas Gunung Api |
Standard
prosedur kerja dalam menentukan tingkat
kegiatan gunung api &
alur informasinya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Struktur batuan |
Berupa batuan masif, padat atau berpori. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Struktur bumi |
Bagian bumi ditinjau dari jenis lapisan batuan dan kedalamannya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Subduksi |
Proses pergerakan pada kerak bumi yang menimbulkan lekukan, lipatan, retakan, patahan sehingga berbentuk tinggi rendah atau relatif pada permukaan bumi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sumber gempa bumi |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sun-synchronous polar orbit |
Satelit
memiliki orbit polar dengan arah orbit utara-selatan dan kedudukan satelit
hampir tetap terhadap matahari.
Saepuloh, A. (2019): Prinsip dan Aplikasi Penginderaan Jauh Geologi Gunung Api: Pendekatan Fisis dan Observasi geologi Lapangan, ITB Press, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Surface scattering |
Hamburan
tunggal yang terjadi dari permukaan datar sehingga tidak ada pemantul lain.
Panjaitan, J. L. M. (2018): Analisis Morfologi Kawah Gunung Agung dan Tutupan Produk Vulkanik dengan Data Sentinel-1A, Institut Teknologi Bandung.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Surge |
Surge adalah endapan hasil erupsi eksplosif berupa aliran massa yang terdiri dari campuran material lepas berbutir halus, becampur dengan gas, bersuhu tinggi, terbentuk bersamaan dengan aliran piroklastik, dan umumnya dicirikan oleh struktur perlapisan bergelombang dan silang siur.
SNI Pembuatan Peta Geologi Gunung Api, SNI 13-4728-1998
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tabung Giggenbach |
Tabung vakum silindris dilengkapi dengan katup yang digunakan untuk
pengambilan sampel gas gunung api. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanah (soil) |
Kumpulan dari partikel-partikel atau butiran-butiran yang tidak terikat satu dengan yang lain, sebagai hasil pelapukan batuan secara kimia atau fisika dan terdapat rongga-rongga di antara bagian tersebut yang berisi air dan atau udara, baik pada tempat aslinya maupun yang telah terangkut.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanah granuler |
Tanah-tanah granuler seperti pasir, kerikil, batuan dan campurannya.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanah kohesif |
Tanah-tanah seperti lempung, lempung berlanau, lempung berpasir atau kerikil yang sebagian besar butiran tanahnya terdiri dari butiran halus.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanah longsor |
Salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun pencampuran keduanya, menuruni atau keluar dari lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanah lunak |
Tanah yang bersifat lepas, urai serta belum padu.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanah padat |
Tanah yang bersifat kompak dan keras.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanda-tanda akan terjadinya tsunami |
Biasanya terasa goncangan gempa bumi dengan kekuatan besar dan lama, kadang-kadang (tidak selalu) di wilayah pantai secara tiba-tiba terjadi susut laut menjorok ke arah laut.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanggapan kejadian bencana gerakan tanah |
Laporan awal atas peristiwa terjadinya bencana gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tekstur batuan |
Berupa batuan berbutir kasar, sedang atau halus.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tektonik |
Proses pergerakan pada kerak bumi yang menimbulkan lekukan, lipatan, retakan, patahan sehingga berbentuk tinggi rendah atau relatif pada permukaan bumi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tephra |
Tephra adalah material piroklastik jatuhan yang tidak terkonsolidasi yang dihasilkan oleh erupsi gunung api. Tephra terdiri dari berbagai material yang pada umumnya berupa gelas vulkanik (kaca) yang terbentuk oleh pendinginan 'droplet' magma, bersifat vesikular, padat atau berbentuk seperti serpihan, dan berbagai proporsi komponen kristal dan mineral yang berasal dari gunung api dan dinding dapur magma . Saat partikel jatuh ke permukaan oleh angin dan gaya gravitasi, tephra membentuk lapisan material yang tidak terkonsolidasi dan pada umumnya berlapis.
Gornitz, Vivien (2008). Encyclopedia of Paleoclimatology and Ancient Environments. Springer Science & Business Media. pp. 937–938. ISBN 978-1-4020-4551-6.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tilt (ungkit) |
Pengukuran kemiringan/inklinasi dari
permukaan tanah baik dengan menggunakan cairan (wet tilt) maupun peralatan elektronik (dry tilt). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tim Tanggap Darurat |
Tim yang terdiri dari para pelaksana teknis dan penunjang umum untuk melakukan pengamatan/ pemantauan yang intensif terhadap kejadian gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tim Tanggap Darurat Gunung Api |
Tim yang terdiri dari para pelaksana teknis dan penunjang umum untuk
melakukan pengamatan/ pemantauan yang intensif pada saat gunung api berstatus
Siaga (level III) dan Awas (level IV). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tinggi Tsunami (Run-up) |
Tergantung pada besarnya energi penyebab terjadinya tsunami karena sesar naik ketika gempa bumi terjadi. Pada saat tsunami mendekati garis pantai/ daratan, bagian dasar laut yang dangkal, berfungsi mengerem atau mengurangi kecepatan rambat gelombang bagian bawah. Semakin mendekati pantai, kecepatan gelombang air laut bagian bawah semakin lambat, sedangkan kecepatan gelombang bagian atas masih tetap tinggi, maka tinggi gelombang laut atau amplituda semakin tinggi dan panjang gelombang semakin pendek. Semakin cepat terjadi gesekan antara gelombang dengan dasar pantai, maka semakin lambat kecepatan rambat gelombang bagian bawah, tetapi tinggi amplituda gelombang bagian atas (runup) akan semakin besar.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tingkat Aktivitas Awas |
Berdasarkan hasil pengamatan secara visual
dan/atau instrumental teramati peningkatan kegiatan yang semakin nyata atau
dapat berupa erupsi yang dapat mengancam
pemukiman di sekitar gunung api berdasarkan karaktersitik masing-masing
gunung api. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tingkat aktivitas gunung api |
Tingkat aktivitas yang mencerminkan potensi
ancaman erupsi aktivitas gunung api yang diklasifikasikan dari tingkat rendah
ke tinggi, yaitu Normal, Waspada, Siaga dan Awas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tingkat Aktivitas Normal |
Berdasarkan hasil pengamatan secara visual
dan/atau instrumental dapat teramati fluktuasi, tetapi tidak memperlihatkan
peningkatan kegiatan berdasarkan karaktersitik masing-masing gunung api.
Ancaman bahaya berupa gas beracun dapat terjadi di pusat erupsi berdasarkan
karaktersitik masing-masing gunung api. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tingkat Aktivitas Siaga |
Berdasarkan hasil pengamatan secara visual
dan/atau instrumental teramati peningkatan kegiatan yang semakin nyata atau
dapat berupa erupsi yang dapat mengancam
daerah sekitar pusat erupsi, tetapi tidak mengancam pemukiman di sekitar gunung api berdasarkan
karaktersitik masing-masing gunung api. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tingkat Aktivitas Waspada |
Berdasarkan hasil pengamatan secara visual
dan/atau instrumental mulai teramati atau terekam gejala peningkatan aktivitas
gunung api. Pada beberapa gunung api dapat terjadi erupsi, tetapi hanya
menimbulkan ancaman bahaya di sekitar pusat erupsi berdasarkan karaktersitik masing-masing
gunung api. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tingkat ancaman tsunami |
Potensi timbulnya korban jiwa pada zona ketinggian tertentu pada suatu daerah akibat terjadinya tsunami.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tipe Campuran |
Umumnya
tidak menonjolkan hanya satu ciri khas tetapi gabungan beberapa tipe erupsi,
misalnya Vulkano-Stromboli, Hawaii-Stromboli dan seterusnya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tipe gunung api |
Gunung api di Indonesia
dibagi tiga golongan atau tipe, berdasarkan atas sejarah erupsinya, yaitu
Gunung api Tipe-A,
Tipe-B dan Tipe C. Tipe-A, yaitu yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah 1600 Masehi. Di Indonesia terdapat 79 gunungapi Tipe-A. Tipe-B,
yaitu yang pernah meletus, tetapi sesudah 1600 Masehi belum lagi mengadakan
erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan
solfatara, terdapat 29 gunungapi. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tipe Hawaiian |
Berasal
dari gunung api di Kepulauan Hawaii Amerika Serikat. Disamping
gejala lain, ciri khasnya adalah danau lava pijar dengan lava muncrat (fountain lava). Sifat magmanya sangat
cair. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tipe Merapi |
berasal
dari nama G. Merapi di Jawa Tengah
(Indonesia). Di samping beberapa ciri lain, maka suatu ciri yang menonjol
adalah awan panas longsoran lava dari suatu erupsi efusif. Dalam
hal ini proses pembentukan suatu kubah lava sebagai sumber longsoran sangat
berperan. Awan panas yang dimaksudkan dari lava pijar yang longsor
dari kubah yang sedang dibangun, atau langsung dari magma yang mengalir ke luar
lalu longsor. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tipe Pelean |
berasal
dari nama G. Pelee di Hindia Barat. Disamping gejala lain, ciri yang menonjol
dari tipe erupsi ini adalah awan panas erupsi
terarah mendatar, disebabkan penjebolan sumbat lava pada sisi bawahnya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tipe Plinian |
atau Tipe Perret. Berasal
dari nama dua ahli yang pernah terlibat mempelajarinya. Disamping gejala lain, ciri yang menonjol
dari tipe erupsi ini adalah erupsi yang menghancurkan sebagian puncak
gunungapi, dengan awan abu tebal membubung tinggi berbentuk cendawan seperti
letusan bom atom.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tipe Saint-Vincent |
Berasal dari nama G. Saint-Vincent di
Hindia Barat. Disamping ciri erupsi lain, ciri khas dari tipe erupsi ini adalah awan panas yang
menerjang hampir ke semua arah tubuh
gunung api oleh suatu erupsi eksplosif. Berperan
sebagai beban pengarah awan panas disini
adalah bahan lemparan atau semburan yang
jatuh kembali ke kawah, sementara erupsi terus berlangsung. Lavanya agak kental
dan bertekanan gas menengah. Pada umumnya tipe ini selalu terjadi pada gunung api yang memiliki
danau kawah. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tipe Strombolian |
Berasal
dari nama G. Stromboli di Laut Tengah (Italia). Disamping gejala lain, ciri
khasnya adalah semburan lava pijar susul menyusul dengan selang waktu tertentu
(2 - 10 detik atau lebih). Magmanya cair dengan tekanan gas rendah. Bahan yang
dikeluarkan berupa abu, bom, lapili dan bongkah lava. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tipe Vulkanian |
Tipe erupsi yang berasal dari nama G.
Vulkano di Laut Tengah (Italia). Disamping gejala lain, ciri khasnya adalah hembusan awan abu yang
kemudian berekspansi (mengembang) menyerupai bentuk
kol kembang, cendawan atau bentuk sejenisnya. Pada hakekatnya gunung api semacam ini mempunyai pipa kawah terbuka. Tergantung pada kekuatan
yang dimiliki, tipe erupsi ini ada yang lemah,
kuat dan sangat kuat. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Titik Ukur |
Atau benchmark. Tugu/pilar, bentuk fisik titik ikat di lapangan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Total station |
Peralatan
untuk mengukur jarak miring/jarak datar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tsunami gunung api |
Gelombang pasang air
laut dan danau yang terjadi akibat masuknya material hasil erupsi gunung api ke dalam air laut
atau danau, sehingga dapat merusak lingkungan yang terlanda. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tubuh utama |
Bagian dari material yang bergerak yang menutupi permukaan bidang longsor.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ujung bawah |
Titik pada bagian kaki longsoran yang letaknya paling jauh daripuncak longsoran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ujung kaki |
Batas bagian terbawah dari material yang bergerak.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ujung kaki bidang longsor |
Perpotongan antara bagian terbawah dari bidang longsor dan permukaan tanah asli.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Vakum |
Kondisi hampa udara. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
VEI (Volcanic Explosivity Index) |
Volcanic Explosivity Index atau VEI adalah ukuran relatif dari erupsi gunung api. perhitungan indeks skala ini dirumuskan Chris Newhall dari United States Geological Survey (USGS) dan Stephen Self dari University of Hawaii pada 1982. Dengan adanya penemuan perhitungan indeks ini, perbandingan skala antara erupsi gunung api eksplosif di dunia yang satu dengan lainnya menjadi lebih kuantitatif. Karakteristik utama yang digunakan untuk menentukan skala VEI adalah volume material piroklastik yang dikeluarkan saat erupsi. Bahan piroklastik ialah termasuk abu vulkanik, tephra, aliran piroklastik, dan jenis material lontar lainnya. Selain itu, ketinggian kolom erupsi dan durasi erupsi juga jadi parameter dalam penetapan indeks erupsi pada skala VEI. Ada sembilan skala VEI, yaitu dari skala 0 hingga skala 8. Dengan pengecualian skala 0, skala 1 dan skala 2, maka skala tersebut dibuat dengan asumsi penghitungan logaritmik dengan kenaikan tingkat skala berarti mewakili terjadinya peningkatan sepuluh kali lipat. Baik itu terkait kekuatan daya erupsi maupun volume material vulkanik yang dierupsikan. Merujuk sumber volcanoes.usgs.gov, skala 0 merupakan erupsi bersifat efusif (lelehan), dengan kondisi erupsi itu hanya melontarkan material vulkanik kurang dari 100 meter kubik. Skala 1 menghasilkan material hasil erupsi antara 100 meter kubik hingga 1 kilometer kubik. Skala 2 menghasilkan material hasil erupsi sebanyak 1-5 kilometer kubik. Skala 3 menghasilkan 3-15 kilometer kubik. Pada skala 2 tingkat, VEI memberikan deskripsi erupsi sebagai bersihat 'eksplosif', dan pada skala 3 masuk deskripsi 'bencana' (catastrophic). Sedangkan bicara erupsi skala 8 VEI, erupsi mengeluarkan material vulkanik hingga 1.000 kilometer kubik dengan tinggi kolam letusan lebih dari 20-25 kilometer (66.000 kaki) ke udara. Pada skala ini VEI erat dengan kata 'mega kolosal'. Inilah yang disebut erupsi "supervolcano", yaitu erupsi gunung api pada skala 8 VEI. Di bawah itu, yaitu skala 7 disebut 'super kolosal'. Diasumsikan secara teoritis erupsi itu melontarkan material hingga 100 kilometer kubik. Di bawahnya lagi, skala 6 dinamai 'kolosal', melontarkan sebesar 10 kilometer kubik. Sementara di atas skala 8, sejauh ini menurut hasil penelitian para ahli vulkanologi belum pernah terjadi erupsi gunung api hingga mencapai tingkatan skala 9 di dunia. Menariknya, skala VEI ini bukan saja dapat digunakan untuk mengukur pada kasus erupsi baru-baru ini, melainkan juga dapat mengukur erupsi bersejarah yang telah terjadi ribuan hingga jutaan tahun yang lalu. Sekalipun untuk kemampuan estimasi pembacaan ke masa lalu hingga jutaan tahun lalu tingkat akurasinya sering menjadi perdebatan diantara ahli vulkanologi. Selain itu, skala VEI juga mampu memberikan analisis frekuensi erupsi gunung-gunung api berdasarkan tingkat daya eksplosifnya. Semakin rendah levelnya, frekuensi kemungkinannya relatif semakin sering. Sebaliknya semakin tinggi levelnya maka frekuensi kemungkinannya akan memakan periode siklus semakin lama.
Newhall, Christopher G.; Self, Stephen (1982). "The Volcanic Explosivity Index (VEI): An Estimate of Explosive Magnitude for Historical Volcanism" (PDF). Journal of Geophysical Research. 87 (C2): 1231–1238.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Vent |
Lubang atau kepundan di permukaan
gunung api dimana material vulkanik tererupsikan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Vesikel |
Gelembung yang membeku
dalam batuan vulkanik, terbentuk saat magma membeku di sekitar gelembung gas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Volcanic Degassing |
Proses
pemisahan gas-gas vulkanik dari larutan magma yang diawali dengan proses
nukleasi (bubbles nucleation), pertumbuhan gelembung-gelembung gas (bubbles
growth), penggabungan gelembung-gelembung gas (coalescence)
Cassidy, M., Manga, M., Cashman, K. et al. Controls on explosive-effusive volcanic eruption styles. Nat Commun 9, 2839 (2018). https://doi.org/10.1038/s41467-018-05293-3
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Volcanology |
Vulcanology (juga dieja vulkanologi) adalah studi tentang gunung api, lava, magma dan fenomena geologi, geofisika, dan geokimia terkait (vulkanisme). Istilah vulkanologi berasal dari kata latin vulcan. Vulcan adalah dewa api Romawi kuno.
Seorang ahli vulkanologi adalah ahli geologi yang mempelajari aktivitas erupsi dan pembentukan gunung api dan erupsinya saat ini berikut sejarah pembentukannya. Ahli vulkanologi sering mengunjungi gunung api, terutama yang aktif yang bertujuan untuk mengamati letusan gunung api, mengumpulkan produk letusan termasuk tephra (seperti abu atau batu apung), sampel batuan dan lava. Salah satu fokus utama penyelidikan adalah prediksi potensi erupsi dan peringatan dini akan bahaya erupsi gunung api sehingga diharapkan dapat menyelamatkan banyak nyawa.
Robert Decker and Barbara Decker, Volcanoes, 4th ed., W. H. Freeman, 2005, ISBN 0-7167-8929-9
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Volume diffusion scattering |
Hamburan
yang berkaitan dengan hamburan acak total, gelombang yang terhambur adalah
gelombang yang sepenuhnya tidak terpolarisasi
Panjaitan, J. L. M. (2018): Analisis Morfologi Kawah Gunung Agung dan Tutupan Produk Vulkanik dengan Data Sentinel-1A, Institut Teknologi Bandung.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Vulkanik swarm |
Rentetan kejadian gempa vulkanik. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Vulkanisme |
Vulkanisme adalah fenomena meletusnya batuan cair (magma) ke permukaan Bumi atau planet atau bulan berpermukaan padat, di mana lava, piroklastik, dan gas vulkanik meletus melalui celah di permukaan yang disebut ventilasi. mantel mencakup semua fenomena yang dihasilkan dari proses yang menyebabkan magma di dalam kerak atau mantel tubuh, naik melalui kerak dan membentuk batuan vulkanik di permukaan.
"Cooling Planets: Some Background: What is volcanism?" (PDF). The Lunar and Planetary Institute, Department of Education and Public Outreach. 2006. p. 4. Archived (PDF) from the original on 2013-08-01. Retrieved 2012-10-14.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Vulkanologi |
Ilmu yang mempelajari gunung api.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Waktu kejadian bencana gerakan tanah |
tanah yang berisi informasi jam, hari, tanggal, bulan dan tahun kejadian.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Waktu Tiba Gelombang P |
Waktu yang ditempuh gelombang-P untuk menjalar dari pusat gempa bumi ke stasiun seismograf.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Waktu Tiba Gelombang S |
Waktu yang ditempuh gelombang-S untuk menjalar dari pusat gempa bumi ke stasiun seismograf.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
warm ground |
atau tanah hangat adalah tanah di lingkungan gunung
api yang mempunyai temperatur cukup tinggi akibat adanya gas-gas vulkanik dan
uap air bertemperatur cukup tinggi yang naik ke permukaan, umumnya mencapai
30-40ºC.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona |
Daerah dengan pembatasan-pembatasan khusus yang ditentukan dengan kondisi-kondisi tertentu.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona risiko bencana gerakan tanah rendah |
Daerah yang mempunyai tingkat risiko rendah terhadap kejadian gerakan tanah atau tingkat kerugian yang rendah jika terjadi gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona akumulasi |
Area dimana material setelah berpindah, menumpuk di atas tanah asli.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona ambles |
Area yang turun oleh akibat material yang berpindah, dimana kedudukannya menjadi di bawah permukaan tanah asli.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona kerentanan gerakan tanah |
Suatu zona yang mempunyai kesamaan kerentanan relatif untuk terjadi gerakan tanah yang diklasifikasikan menjadi empat, yaitu zona kerentanan gerakan tanah tinggi, menengah, rendah, dan sangat rendah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona kerentanan gerakan tanah menengah |
Gerakan tanah dapat terjadi terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah lama dapat aktif kembali akibat curah hujan yang tinggi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona kerentanan gerakan tanah rendah |
Daerah yang memiliki kemungkinan terjadinya gerakan tanah pada zona tersebut adalah rendah. Gerakan tanah dalam ukuran kecil dapat terjadi, terutama pada tebing lembah sungai.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah |
Daerah yang memiliki kemungkinan terjadinya gerakan tanah pada zona tersebut adalah sangat rendah. Kejadian gerakan tanah sangat jarang.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona kerentanan gerakan tanah tinggi |
Merupakan zona yang tidak stabil. Gerakan tanah dapat terjadi sewaktu-waktu dalam ukuran kecil maupun besar. Gerakan tanah lama dapat aktif kembali akibat curah hujan tinggi dalam waktu yang lama dan erosi lateral sungai.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona penunjaman |
Wilayah tempat terjadinya penunjaman lempeng samudera ke bawah lempeng benua.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona risiko bencana gerakan tanah |
Suatu kawasan objek bencana dengan tingkatan risiko tertentu akibat dampak kejadian gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona risiko bencana gerakan tanah menengah |
Daerah yang secara umum mempunyai tingkat risiko menengah terhadap bencana gerakan tanah.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zona risiko bencana gerakan tanah tinggi |
Daerah yang secara umum mempunyai risiko dan atau kerugian yang tinggi baik jiwa maupun harta benda terhadap bencana gerakan tanah.
|